Chapter 2

4K 510 4
                                    

⚠TANDAI TYPO⚠



بسم الله الرحمن الرحيم

🦋

"ASTAGHFIRULLAH, AING REUWAS!"

Arsha pun sama terkejutnya. Bahkan hampir satu kelas pun terkejut. Dirinya langsung mengusap dadanya.

Ternyata eh ternyata, yang sama akan membuka pintu adalah adiknya, alias Shaka.

"Lu ngapain, Kak, di depan pintu? Kan gua yang mau masuk jadi kaget," ujar Shaka.

"Lu yang ngapain. Gua mau keluar," balas Arsha.

"Ya gua mau masuk," tutur Shaka.

Arsha segera memberi jalan untuk Shaka. Saat Arsha akan keluar, tangannya di cekal oleh Shaka. Arsha langsung menaikan sebelah alisnya karena bingung.

"Lu mau ke mana, Kak?"

Sebelum menjawab, Arsha terlebih dahulu melepaskan cekalannya. "Mau ke kantin. Kenapa?"

Shaka mengambil sesuatu dari saku celananya. Ia memberikan itu kepada Arsha. "Tolong kasih ini ke Dirga," pesannya.

"Met, kasih tau dia Dirga yang mana."

Metta langsung menendang tulang kering Shaka. "Mat Met Mat Met. Pake embel-embel 'Kakak' kek. Ga sopan banget sih, lu."

Saat Shaka akan membalas Metta, dengan segera Arsha menari tangan Metta. Jadi Shaka tak bisa membalas perbuatan Metta.

Ke-duanya berjalan beriringan menuju kantin. Arsha terus memperhatikan benda yang berada di tangannya. Benda titipan Shaka yang harus Arsha berikan kepada lelaki yang bernama 'Dirga'.

Benda itu berbentuk amplop berwarna coklat. Arsha memilih diam tak membukanya, walau ia penasaran. Ia lebih memilih bertanya kepada Metta.

"Met, Dirga itu yang mana?"

"Nanti, deh. Pas sampe di kantin gua kasih tau."

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya menuju kantin. Lumayan jauh, butuh waktu 5 menit dari kelas Arsha hingga ke kantin.

Mereka telah sampai di kantin. Suasana kantin cukup ramai, jadi Metta rada kesusahan mencari Dirga.

"Bentar, Ar, gua cari dulu Dirga nya." Metta tampak celingukan mencari Dirga. Sampai akhirnya dia menjentikkan jarinya di depan wajahnya.

Arsha yang penasaran pun lantas bertanya. "Kenapa, Met?"

"Itu tuh Dirga nya."

Arsha mengikuti arah yang Metta tunjuk dengan jari telunjuknya. Jari telunjuk Metta mengarah ke segerombolan siswa yang kelihatannya badboy.

"Terus Dirga-Dirga itu yang mana?"

"Tuh, dia yang lagi main handphone. Posisinya dia ngebelakangin kita. Kaki kanan nya sila di atas kaki kiri nya. Tau?"

Arsha mengangguk paham. Dari yang Arsha lihat dari belakang, seorang Dirga itu seorang yang sangat nakal.

"Woyy! Arsha?" Metta melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Arsha yang sedang melamun.

"Iya, kenapa?"

"Tau kan? Sekarang lu ke sana. Gua tunggu di meja sebelahnya." Dengan perlahan, Metta mendorong Arsha agar segera menghampiri Dirga.

Posisinya tuh Dirga lagi ngumpul sama temen-temennya. Jadi otomatis di meja itu penuh ama cowo-cowo. Arsha ngga biasa nyamperin segerombolan cowo begitu.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang