Chapter 20

1.6K 223 14
                                    

Harap follow akun instagram saya terlebih dahulu🙏
@amelia_fitriyanii
@wattpad_amlftryn

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

"Gua belum siap, Kak."

Arsha mengelus pundak Shaka dengan lembut. "Tapi bagaimanapun juga, Ayah, Bunda, sama yang lainnya harus tau, Shaka."

"Nanti bakal Shaka kasih tau, Kak, cuman nggak sekarang," balas Shaka.

Arsha paham. Menjadi Shaka bukanlah hal yang mudah. Di usianya yang masih terbilang muda ini, dia harus menghabiskan waktunya untuk berobat.

"Ya udah, pulang yuk."

***

"Kak? Mau jalan-jalan ke taman sebentar, nggak?" tawar Shaka.

Arsha pun hanya mengangguk. Jika pulang pun di rumah hanya diam. Jadi, dari pada bosan di rumah, mending dia mengiyakan ajakan Shaka untuk pergi ke taman.

Cowok yang malam ini mengenakan sepatu warna hitam itu membelokkan setir mobilnya ke arah taman. Suasana taman lumayan rame, yang datang ke sini juga rata-rata membawa gandengannya masing-masing.

Kedua kakak-beradik itu turun dari mobil warna hitam, keduanya berjalan untuk duduk di kursi panjang yang jaraknya tak jauh dari mereka.

Setelah duduk di kursi panjang, Shaka menyandarkan kepalanya. Dia mendongak, menatap langit malam yang begitu gelap, sebagai bulan dan bintang pelengkapnya. Lelaki itu menghela napasnya dengan kasar.

Dia merasa ...,

Bahwa dia tak akan bisa melewati ini semua. Ini semua terlalu berat untuk Shaka lewati, tapi, apapun takdirnya nanti, akan ia serahkan pada Allah, Tuhan pemilik alam semesta.

Arsha hanya tersenyum tipis ketika melihat adiknya yang nampak lelah. Dia mengelus bahu Shaka dengan lembut, kemudian dia berujar, "Sabar, ya? Kakak tau kamu kuat."

Dengan mata yang masih terpejam, dia menyahuti ucapan Arsha. "Enggak, Kak. Shaka udah cape, Shaka pengen sembuh, Shaka pengen kaya orang-orang yang nggak punya penyakit, Shaka pengen kay—"

Arsha menutup bibir Shaka menggunakan jari telunjuknya. "Sssttt, mungkin kamu nggak seberuntung orang-orang, tapi orang-orang belum tentu sekuat kamu, Shaka."

"Nikmati alurnya, nikmati prosesnya, oke?"

"Allah tau kapan kamu harus kembali bahagia," lanjut Arsha membuat Shaka tersenyum tipis. Cowok itu langsung memeluk tubuh Arsha dengan erat.

Arsha memindahkan tangannya pada kepala Shaka, kemudian dia mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Jangan pernah ngeluh lagi, oke?"

"Nggak janji."

Sempat terjadi hening selama beberapa detik, sebelum Arsha mengajaknya untuk makan. Shaka mengurai pelukannya, kemudian dia membawa Arsha untuk makan di warung pinggir jalan.

Hanya dengan jalan kaki, dan waktu selama lima menit, keduanya telah sampai di warung makan pinggir jalan.

"Kak, lu duduk di meja samping orang yang pake jas warna item itu, ya? Gua mau pesen makanannya," titah Shaka sembari menunjuk meja yang dia maksud.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang