Chapter 35

1.6K 212 3
                                    

Jangan lupa follow akun instagram saya terlebih dahulu 🙏
@ameliaa_fitriyanii
@wattpad_amlftryn

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

🌧

Mereka semua baru saja selesai membahas masalah Arsha yang diteror. Susanti pun ikut di sana.

Angkasa mengusulkan untuk memasukkan Rivaldo ke penjara, tapi kata Shaka, Rivaldo sudah lebih dulu dimasukkan ke penjara oleh ayahnya.

"Kita jenguk dia?" tanya Nia yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Shaka.

"Ngapain kita jenguk dia?" sahut Shaka sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Bagaimanapun juga, kalian pernah temenan. Kalian pernah jadi temen baik, sebelum semuanya kayak gini." Susanti memberikan opini.

"Gue tau, dia masuk ke Geng Arghaza cuma buat bales dendam, bukan niat temenan," bantah Edward.

Susanti mendongakkan kepalanya untuk menatap Edward. "Sebenernya Rivaldo baik, cuman ... dia dihasut."

"Dihasut siapa?" tanya Ellard.

Susanti mengambil ponselnya dari saku gamis, lalu menunjukkan sebuah foto kepada mereka.

Semuanya kompak mengernyit, saling tatap satu sama lain karena tak kenal dengan orang yang berada di dalam foto itu.

"Ini kayak murid SMA Galandra juga, deh," pikir Sabrina.

"Ka? Lo kenal dia?" tanya Angkasa.

Foto orang itu tampak tak asing di kepala Shaka. Dia seperti pernah —atau bahkan sering— melihat wajah orang itu.

"Inget-inget lagi, coba. Siapa tau lo emang kenal sama dia," usul Angkasa.

Beberapa detik terdiam, Shaka langsung menggebrak meja. Orang-orang yang duduk di sofa lantas terperanjat kaget.

"Apaan, sih?!" geram Sabrina.

"Maap-maap, sekarang gue udah tau siapa orang itu," kata Shaka. Lantas orang di dalam ruangan khusus itu menatap Shaka dengan pandangan bertanya.

"Lizora."

"Berarti ... yang bekerjasama sama Rivaldo itu Lizora?" tanya Angkasa.

"Iya," balas Shaka.

***

Karena di rumah tidak ada siapa-siapa, dan dia juga akan pergi ke pasar, Jihan memerintahkan Arka untuk menjaga Sasya. Suaminya alias Galang itu sedang tidak ada di rumah, Arsha sedang menemani Metta membeli sesuatu, sedangkan Shaka, dia sedang bermain bersama teman-temannya. Jadilah Arka yang sedang bermain PlayStation bersama Chandra yang kena.

Sebenernya tidak apa-apa jika dia menjaga Sasya, tapi, jika dia diperlakukan seperti ini, sumpah demi apapun tolong bawa Arka menghilang dari rumah ini. Apalagi dari tadi Chandra menertawakannya.

Bagaimana tidak, kemarin Sasya baru saja dibelikan mainan makeup oleh ayahnya, lalu dengan teganya, Sasya menjadikan Arka sebagai kelinci percobaan.

"Sasya, udah jangan tebel-tebel bedaknya," tegur Arka. Namun sepertinya Sasya tak mempedulikan apa yang Abangnya bilang, dia tetap mengaplikasikan bedak pada wajah tampan Arka.

"Abang diem, deh. Abang Sasya giniin biar cantik, tau," sahut bocah kelas empat SD itu.

Lo pikir gue cewek?! pikir Arka dalam hati. Dia mendengkus kesal, Chandra juga, bukannya membantu Arka, dia malah asyik sendiri bermain PlayStation.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang