Chapter 5

3.2K 423 15
                                    

⚠TANDAI TYPO⚠



بسم الله الرحمن الرحيم

🦋

Arsha menelungkupkan kepalanya pada meja makan. Ia terlihat seperti tak bersemangat pagi ini.

"Ayah, aku pindah sekolah aja, ya?"

"Kamu mau pindah sekolah? Yaudah, nant—"

"Nggak, kamu harus selesain masalah kamu dulu. Jangan kabur dari masalah, Kakak," nasihat Jihan memotong ucapan Galang.

"Masalahnya udah selesai. Cuman dia nya aja yang dendam sama Aku." Wajahnya terlihat seperti akan menangis. Oleh karena itu Arka langsung mengelus punggung Arsha.

"Udah, kalian sarapan dulu, abis itu berangkat sekolah. Pokoknya Kakak harus selesaiin dulu masalahnya," final Jihan.

Dengan terpaksa pun Arsha memakan sarapannya. Setelah selesai, mereka mulai memakai sepatunya, dilanjutkan dengan berpamitan kepada Galang dan Jihan.

***

Ke-tiganya telah sampai di sekolah sejak beberapa menit yang lalu. Tapi mereka masih di dalam mobil, enggan untuk keluar. Itu karena mereka melihat wajah Arsha yang seperti tak bersemangat.

"Kak? Mau turun enggak?" tanya Shaka sembari menatap Arsha lewat kaca spion.

"Males, ih, nanti ketemu sama Rivaldo." Arsha menundukkan kepalanya.

"Nggak, kita ga bakal biarin lu ketemu sama Rivaldo, kok." Arka mencoba menenangkan Arsha dengan mengelus kepalanya.

"Mau ya? Kita turun. Percaya, deh, sama Abang. Kamu nggak bakal ketemu sama Rivaldo." Arka terus berusaha untuk menenangkan Arsha. Tetapi Arsha tetap tidak mau turun.

Sampai seperkian menit, akhirnya Arsha mau turun, tentunya dengan sogokan donat.

Tapi mereka akan berusaha untuk menjauhkan Rivaldo dari Arsha. Bagaimanapun caranya.

***

Membanting tas ke mejanya, menatap tajam semua teman-temannya, dan mengedarkan pandangannya ke semua sudut kelas. Itulah yang dilakukan Shaka saat ini.

"Rivaldo mana?!"

Datang-datang langsung menanyakan Rivaldo di mana, itu membuat semua teman-temannya kaget. Tak biasanya Shaka bisa semarah ini dari tatapannya.

Ceklek

Suara pintu kelas terbuka, membuat Shaka langsung menatap pintu itu. Satu detik setelahnya, seorang lelaki dengan penampilan acak-acakannya datang memasuki kelas XI MIPA 4.

Shaka langsung menghampirinya, dan menarik kerah baju milik Dirga. Ia memojokkan Dirga ke sudut tembok dan terus menatap tajam ke Dirga. Setiap ia menatap Dirga, rahangnya langsung mengeras pertanda ia marah. "Mati aja, lo!"


Dirga menjauhkan tangan Shaka dari kerah bajunya. Ia menatap Shaka sembari tersenyum miring.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang