Chapter 34

1.4K 209 4
                                    

Hii bestie, kalian kangen saya nggak? 😍

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

🌧️

Galang menyandarkan punggung pada sandaran kursi kebesarannya, dia memejamkan mata sembari memijat pangkal hidungnya dengan pelan, akhir-akhir ini dia mudah lelah karena pekerjaan, ditambah lagi dia juga harus ikut andil untuk mencaritahu siapa peneror Arsha, dia tidak mungkin diam saja.

Aroma kopi menembus indra penciumannya. Ia membuka kelopak mata, lalu menatap seorang perempuan yang sedang menaruh segelas kopi di meja.

"Silahkan diminum kopinya, Pak, saya pergi dulu," pamitnya. Galang hanya diam sampai dia keluar dari ruangannya.

Dia adalah sekretaris barunya, Delora namanya. Galang tidak tahu kenapa tiba-tiba Ziva dipecat, saat ia bertanya pada Revan -direktur perusahaan ini- Revan menjawab, "Arsha yang nyuruh ganti sekretarisnya, dia nggak mau lo terlalu deket sama Ziva."

Lagi-lagi Galang menghela napas. Dia mengambil ponsel, lalu membuka room chatnya dengan seseorang.

Galang :
Lo udh dpt informasi tntng dia?

Reza :
Udah, mau digimanain?

Galang :
Sekap dia

Reza :
Oke, nanti gue sharelock

***

Di malam harinya, Galang bersama teman-temannya akan mengunjungi suatu tempat. Tempat yang lumayan jauh dari permukiman warga.

Galang turun dari motor ninja warna hitamnya, lalu melepas helm yang tadi melindungi kepalanya dari rintik gerimis, diikuti oleh teman-temannya yang juga melakukan hal sama.

"Tempatnya jauh?" tanya Gevan, lalu menyugar rambutnya ke belakang.

"Nggak jauh, cuman kita harus jalan sekitar tiga menit buat sampe ke tempatnya," sahut Galang. Dia bersiap untuk memimpin teman-temannya untuk masuk ke sekitar hutan.

"Kita jalan sekarang aja," sela Fandra yang tak mau berlama-lama di sini.

Mereka yang merupakan mantan dari anggota inti geng Arghaza angkatan pertama itu berjalan memasuki area hutan yang dipenuhi oleh ribuan pohon menjulang tinggi.

Galang dan teman-temannya berbelok ke arah kanan, dan mereka disuguhi langsung oleh sebuah -eumm, seperti rumah yang sudah lama terbengkalai.

"Ini rumah angker, nggak, sih?" tanya Devan sembari bergidik ngeri. Cuaca yang dingin serta hutan yang gelap berhasil membuat Devan berpikiran yang tidak-tidak.

Fandra menoyor kepala Devan hingga membuat orang pemilik kepala itu mengeluh kesakitan. "Baca do'a aja, takutnya lo pulang bawa setan," peringatan Fandra yang membuat Devan semakin ketakutan.

"Kayaknya kita langsung masuk aja," potong Galang.

Keempatnya langsung masuk ke dalam rumah itu, sebenarnya, rumahnya tidak terlalu kotor. Galang menyuruh Reza -orang suruhannya- untuk menyekap seseorang di rumah ini, rumah yang lumayan jauh dari warga.

"Dia lagi ngapain?" tanya Galang pada Reza yang sedang berdiri di depan pintu.

Belum sempat Reza menjawab, suara teriakan seorang laki-laki dari dalam sana sudah menjawab pertanyaan Galang.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang