Chapter 16

1.7K 238 2
                                    

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

🌧

Sembari menunggu bel masuk berbunyi, Chandra mengajak Arka untuk pergi ke taman belakang. Arka pun menyetujui, karena memang itu tempat yang paling hening, dan paling sepi pengunjung.

Keduanya duduk di kursi panjang. Sempat terjadi keheningan selama beberapa detik, sebelum akhirnya Arka bertanya.

"Chan? Lu anak kandungnya Om Fandra?" tanya Arka sembari menatap Chandra.

Chandra tersenyum tipis dengan kepala yang menggeleng samar. "Bukan. Gua anak angkatnya," jawab Chandra.

"O–oh, maaf." Arka merasa tak enak karena bertanya seperti itu kepada Chandra.

"Gapapa, santai aja."

Obrolan mereka berlanjut sampai terdengar suara bel masuk. Mereka melangkahkan kakinya untuk pergi ke kelas, saat sudah di kelas, keduanya mendengar desas-desus ada anak baru. Bukan hanya dari kelas ini, dari mereka waktu di luar pun mereka sudah mendengar desas-desus itu. Dan katanya lagi, anak barunya ada dua.

Arka dan Chandra duduk di bangku tanpa mempedulikan mereka yang membicarakan anak baru itu.

Arka bersama Chandra duduk di bangku dekat tembok. Arka duduk di bangku nomor tiga, sedangkan Chandra duduk di bangku nomor satu. Bangku nomor dua kosong, karena pemiliknya tidak masuk.

Arka membaca buku sejarahnya, sedangkan Chandra menyalin catatan yang penting dari buku paket sejarah. Mereka melakukan itu selama kurang lebih lima menit, sebelum Bu Dira —wali kelas IPS 2— datang dengan dua orang murid baru di belakangnya.

"Diam semuanya!" sentak Bu Dira. Semua murid, baik laki-laki maupun perempuan langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Arka seolah tak peduli pada dua murid perempuan di depan sana. Dia terus membaca buku.

"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru." Bu Dira berujar. Perempuan berkepala tiga itu menatap dua murid di sampingnya. "Ayo perkenalkan kalian."

"Nama saya."

"Nama saya."

Kedua perempuan itu berujar secara bersamaan. Keduanya saling tatap, detik berikutnya mereka menatap Bu Dira.

"Kamu dulu, ya." Bu Dira menunjuk salah satu dari mereka yang mengenakan hijab.

"Nama saya Aira Zunaira Atheeira."

Arka langsung mendongakkan kepalanya dan menatap terkejut ke arah perempuan itu. Dan dia lebih terkejut, ketika melihat perempuan yang di sampingnya.

"Nama saya Lizora Sarasvati," sambung perempuan di sampingnya.

"Saya pindahan dari SMA Alatas," ujar Aira lagi.

"Saya pindahan dari SMA Handreson." Perempuan di samping Aira menyambung lagi.

"Oke, cukup sampai situ saja perkenalannya. Kalian bisa duduk di bangku yang kosong." Bu Dira menunjuk bangku kosong, yang di mana dua bangku kosong itu berada di depan Arka, dan samping bangku Arka.

"Yang kosong bangku nomor dua, sama nomor sembilan. Kalian pilih aja mau duduk di mana."

"Baik, Bu," jawab keduanya secara serempak.

"Ibu pergi ke perpustakaan dulu, ada buku yang ketinggalan. Kalian jangan ribut, ya." Setelah semua murid menjawab, "Iya." Bu Dira langsung pergi meninggalkan kelas ini.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang