Chapter 12

2.3K 295 9
                                    

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

🌦

Arka melangkahkan kakinya menjauh dari area masjid. Dirinya baru saja menyelesaikan ibadah sholat Ashar. Rambutnya yang basah serta acak-acakan itu membuat perempuan yang berada di dekatnya memekik tertahan.

Karena pada dasarnya sifat Arka dingin, Arka hanya menatap dia sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Kakak ganteng banget. Boleh minta nomor whatsapp-nya nggak?" Perempuan itu menyodorkan ponselnya ke arah Arka, dan Arka hanya menatap tak minat ke arah perempuan tersebut.

Merasa tak di hargai, perempuan yang mengenakan baju sedikit terbuka itu langsung mencekal lengan Arka, ketika Arka akan meninggalkannya.

"Apaan lagi, sih?!" Arka yang geram langsung mengentakkan lengannya dengan kasar, dan membuat perempuan itu melepaskan cekalannya.

"M–minta nomor whatsapp-nya, Kakak." Perempuan itu menatap Arka sedikit takut.

"Ga penting, tau ga?" Arka benar-benar pergi meninggalkan perempuan itu.

Perempuan itu terus mengejar Arka, dan dengan spontan Arka berlari untuk menghindari perempuan itu.

Arka terus berlari, sesekali dia menengok ke belakang, memastikan dia masih mengejar Arka atau tidak. Bersamaan dengan itu, Arka melintasi jalan raya. Dirinya hampir tertabrak mobil, tapi dia diselamatkan oleh seseorang.

Arka di dorong oleh seseorang yang mengakibatkan dirinya terpental, dan orang itu terserempet mobil. Mobil itu langsung menghentikan lajunya. Pengemudinya turun dan menghampiri perempuan yang tak sengaja ia serempet.

Sedangkan perempuan tadi yang berbaju sedikit terbuka, setelah melihat Arka yang hampir tertabrak, dirinya malah pergi tanpa membantu Arka.

Arka segera bangun dan menghampiri orang yang menolongnya tadi. Orang itu ternyata perempuan, sepertinya dia tidak apa-apa, tapi walaupun begitu, Arka harus menolongnya, karena dia juga menolong Arka tadi.

"Neng enggak apa-apa?" tanya supir mobil itu. Lelaki yang sepertinya berusia kepala empat itu sempat terlihat panik.

"Aku enggak pa-pa, Pak. Bapak bisa lanjut jalan aja, cuman lecet sedikit," sahut perempuan itu.

Tiba-tiba Arka datang, dan langsung berjongkok di depan perempuan itu. Dia sempat terkejut, tapi detik berikutnya ia mengatur ekspresi wajahnya kembali.

"Lu enggak kenapa-napa?" tanya Arka spontan.

"Beneran enggak apa-apa, Neng?" tanya Si Bapak itu lagi.

Perempuan itu tersenyum dan menatap Bapak itu. "Aku enggak apa-apa, Pak. Bapak lanjut jalan aja."

"Aduh, kalo gitu Bapak kasih uang buat ke dokternya aja, ya?" tawar bapak itu. Dia menyodorkan dua lembar uang berwarna merah.

Perempuan itu segera menggeleng dan menolak uang pemberian Bapak itu. "Enggak apa-apa, Pak."

"Saya minta maaf ya, Neng, A'." Bapak itu meminta maaf kepada Arka dan perempuan tadi. Setelah mendapat anggukan kepala dari Arka dan perempuan tadi, Bapak itu langsung pergi untuk melanjutkan perjalanannya.

"Lu beneran gapapa?"

"Aku enggak kenapa-napa, cuman lecet sedikit," jawab perempuan itu.

"Mau ke rumah sakit?" tawar Arka yang pastinya mendapat gelengan kepala.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang