Chapter 15

1.9K 249 2
                                    


❗TANDAI TYPO❗



   بسم الله الرحمن الرحيم

🌨

Setelah selama dua hari ia tak menginjakkan kakinya di markas, hari ini Shaka kembali ke markas. Kondisi kakinya sudah membaik. Dia juga sudah rindu dengan suasana markas.

Kedatangan Shaka disambut dengan baik oleh beberapa anggota Arghaza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedatangan Shaka disambut dengan baik oleh beberapa anggota Arghaza. Shaka ber-high five dengan mereka yang berada di depan pintu. Selanjutnya, Shaka kembali berjalan untuk menghampiri teman-temannya, di ruang utama.

Lelaki yang menggunakan hoodie warna hitam itu mendudukkan sofa yang kosong di sebelah Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki yang menggunakan hoodie warna hitam itu mendudukkan sofa yang kosong di sebelah Angkasa.

"Kaki lu udah baikan?" tanya Angkasa setelah Shaka duduk.

Shaka menganggukkan kepalanya. "Udah, kok."

Suasana markas geng Arghaza lumayan ramai. Beberapa anggota sedang bermain, seperti bermain catur, bermain kartu, dan lain sebagainya.

Ellard dan Edwar sedang memainkan play station. Angkasa sendiri sedang bermain ponsel. Saat Shaka datang, dia langsung menaruh ponselnya ke saku celana.

"Eh? Si Nia sama Sabrina udah pulang?" Shaka tampak terkejut, ketika melihat Nia dan Sabrina keluar dari dapur. 

Nia dan Sabrina berjalan ke arah mereka, kemudian keduanya duduk di sofa yang kosong. Tak lupa kedua perempuan itu sempat ber-high five bersama Shaka.

For your information. Nia adalah wakil ketua Arghaza. Sedangkan Sabrina sendiri anggota inti. Keduanya baru pulang dari London, baru saja mengurus masalah yang ada di sana.

"Kapan datengnya? Kok enggak ngasih tau gua? Sombong, ya, sekarang." Shaka memalingkan wajahnya, tak mau menatap Nia maupun Sabrina.

Sabrina terkekeh. Lengannya teralih memukul paha Shaka dengan pelan.

"Bukan sombong. Cuman mau ngasih kejutan aja," sahut Nia.

"Nah, bener kata Nia. Kita mau ngasih kejutan."

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang