Chapter 8

2.4K 307 8
                                    

⚠TANDAI TYPO⚠



بسم الله الرحمن الرحيم

🦋

"ASSALAMU'ALAIKUM, AYAH, BUNDAAA."

Arka dan Arsha segera menutup telinga mereka dengan rapat. Teriakan Shaka sangat memekakkan telinga siapa saja yang mendengar.

"Bisa ga sih, kalo masuk rumah itu ga teriak?"

"Ga bisa, Yah. Udah kebiasaan soalnya." Shaka berujar sembari menyalim tangan sang Ayah. Diikuti oleh ke-dua kakaknya di belakang.

"Karena itu kebiasaan, kamu harus bisa menghilangkan kebiasaan itu." Tiba-tiba sang Bunda datang dari arah dapur membawa seloyang kue brownies buatannya.

Sontak mereka menatap Jihan yang berjalan ke arah mereka dan menaruh brownies tersebut di meja. Kemudian Jihan duduk di samping Galang.

Masing-masing dari mereka mengambil brownies itu dengan ukuran yang cukup. Mereka akan mengambil secukupnya, jika salah satu dari mereka tidak ada. Tidak ada Sasya misalnya.

Anak itu memang jarang di rumah. Dia biasa menghabiskan waktunya bermain di luar bersama teman-temannya.

Setelah mengambil brownies itu, mereka lanjut melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar.

Sebelum itu Shaka sempat berujar. Seperti ini kira-kira, "Yah, dapet surat cinta dari Bu Zalfa. Besok Ayah ditunggu sama Bu Zalfa di ruang BK."

Setelah mengatakan itu, Shaka langsung melarikan diri dari amukan Galang. Ia langsung berlari ke kamar tanpa memperdulikan kakak-kakaknya yang menertawakan dirinya.

"Sialan," sahut Galang mengumpat.

Sebelum Shaka benar-benar masuk ke kamar, dia memberhentikan langkahnya dan berbalik, menatap Galang dari tangga.

"Tenang, Yah. Ayah ke sana ga bakal sendiri. Soalnya Om Gevan sama Om Devan juga di kasih surat cinta dari Bu Zalfa."

***

Jarum pendek pada jam di kamar Shaka menunjuk ke angka pertengahan antara 10 dan 11. Sedangkan jarum panjangnya menunjuk pada angka 6.

Pemilik kamar bernuansa hitam gelap itu tengah sibuk mencari hoodie.

"Nah, dapet."

Shaka langsung memakai hoodie itu. Setelahnya ia pergi ke depan cermin untuk memuji dirinya sendiri.

"Gua ganteng banget, sih." Lelaki itu menyisir rambutnya. Sesekali dia memuji dirinya sendiri.

Shaka mengambil parfum, kemudian dia menyemprotkan parfum itu pada beberapa titik.

Setelah siap, ia menatap dirinya sebentar lewat pantulan cermin.

"Gua udah ganteng, kok."

Arshaka mengambil handphone dan memasukkannya ke saku hoodie. Menutup kepalanya dengan tudung hoodie, mengambil kunci motor, dan terakhir ia memakai sepatu. Semuanya telah ia lakukan dalam waktu kurang lebih 10 menit.

Dilanjutkan menuruni anak tangga dengan langkah pelan. Ia takut mengganggu orang yang sudah tidur.

Selamat. Arshaka berhasil keluar rumah tanpa ketahuan orang rumah.

Lelaki yang mengenakan celana kain dengan hoodie berwarna hitam itu mengeluarkan motornya dari garasi. Ia sedikit kesusahan, karena motor ninjanya terhimpit oleh mobil.

Setelah berusaha mengeluarkan motornya, kini Arshaka berhasil membawa motornya keluar dari garasi. Ia juga harus mengeluarkan motornya dari pekarangan rumah mewah ini. Terpaksa dia harus membuka pagar yang menjulang tinggi.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang