⚠TANDAI TYPO⚠
•
•
•
بسم الله الرحمن الرحيم🦋
Shaka membuka matanya dengan perlahan. Ia berkedip beberapa kali, untuk menyesuaikan cahaya di ruangan ini dengan matanya.
Shaka mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Ia terdiam sebentar, ketika melihat seorang lelaki yang membelakanginya. Lelaki itu menghadap kaca besar. Mungkin dia tidak tahu, kalau Shaka sudah sadar.
Tunggu?
Shaka baru sadar, kalau dirinya berada di rumah sakit.
Shaka segera merubah posisinya menjadi duduk. Ia tak kesusahan, karena yang sakit hanya kakinya. Mungkin juga hanya lecet. Tak sampai patah tulang.
Shaka baru ingat, semalam dirinya melakukan balap liar, tetapi tiba-tiba ban motornya bocor, terus Shaka merasa motornya oleng, terakhir ia menabrak pohon dan menggelinding ke jurang.
Heh?! Motor gua apa kabar, anjir?!
"Udah sadar?"
Suara itu membuat Shaka menolehkan kepalanya. Shaka terkejut bukan main ketika melihat orang itu.
"O–Om Fandra?"
"Iya. Kenapa?"
"N–nggak papa, Om."
Fandra tersenyum miring, ketika melihat Shaka tak bisa apa-apa. Ia segera duduk di kursi samping brankar Shaka, dan terus menatap Shaka sembari melihat tangannya di depan dada.
Kalian masih ingat Fandra, kan? Fandra adalah teman Ayah-nya Shaka.
Shaka yang tak bisa apa-apa pun hanya diam sembari menundukkan kepalanya.
"Kamu abis balapan?"
"N–nga—"
"Kamu mau jujur, atau Om aduin ke Ayah kamu?"
Shaka langsung terdiam. Dirinya memang seringkali dibuat bergeming oleh apa yang Fandra perbuat.
Bukan hanya dirinya, bahkan Angkasa, Ellard dan Edward pun sering begitu. Jadi mereka sering menghindar, jika ada Fandra datang ke rumah orangtua mereka.
"Kamu mau juj—"
"Iya aku balapan. Balapan liar." Shaka menjawab dengan kepala yang masih tertunduk.
"Kenapa bisa sampe jatoh begitu?"
Shaka berdecak kesal. "Kenapa Om penasaran banget, sih? Sekarang mending Om pulang deh." Shaka menyuruh Fandra.
"Terus nanti lu pulangnya gimana, Bocil?" Ingin rasanya Fandra mencak-mencak wajah Shaka yang terlewat songong itu.
"Gampang. Nanti gua telfon tem—"
"Angkasa, Ellard, sama Edward? Mereka udah di tangkep ama bapaknya. Mereka udah di marahin."
Shaka membulatkan matanya.
"Tinggal lu doang yang belum dimarahin."
Shaka segera mengambil bantal rumah sakit, ingin rasanya ia melempar Fandra dengan bantal itu.
Shaka mengurungkan niatnya, ketika melihat Fandra yang menatapnya dengan tajam. "Apa? Mau ngelempar gua?"
Shaka menaruh bantal itu ke tempat semula. "Lagian lu ngeselin banget, Om."
Fandra setia menatap Shaka dengan menaikkan dagunya ke atas. Tak lupa tangannya masih melipat di depan dada. "Lebih ngeselin mana, sama lu yang udah gua tolongin, tapi enggak ada bilang makasih? Hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka, Arsha, dan Arshaka [END]
Teen Fiction#Arsenio S2 ❗Sequel GALANG: Perfect Husband❗ *** Ini tentang kedua anak kembar yang sifatnya cuek. Namanya Arka dan Arsha. Shaka selalu membuat orang kesal karena tingkah lakunya. Bisa dibilang, hobi Shaka itu mengganggu orang lain. Sebenarnya mudah...