Chapter 30

1.7K 245 15
                                    

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

🌧️

Beberapa hari kemudian.

Malam hari ini Arsha tengah menonton film di dalam kamar. Jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Sepertinya orang-orang di dalam rumah ini sudah tidur, apalagi Shaka harus lebih banyak istirahat.

Arsha ini bukan tipikal orang yang suka begadang, hanya pola tidurnya saja yang tidak pernah teratur.

Drrrttt ... Drrrttt ...

Suara getaran dari dalam ponsel Arsha mengalihkan perhatian sang pemilik. Dengan gesit ia mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas, kemudian perempuan yang dinobatkan sebagai cucu perempuan pertama itu menatap ponselnya dengan heran. Deretan nomor tidak di kenal membuat keheranan Arsha semakin bertambah.

Siapa yang nelpon gue jam segini?  tanyanya di dalam hati.

Dia bimbang, antara harus mengangkat panggilan dari nomor itu, atau tidak. Tanpa sadar tangannya menggeser tombol berwarna hijau, hingga panggilan pun tersambung.

"Hallo?" panggil Arsha.

Panggilannya tak disahuti oleh orang di seberang sana selama beberapa detik. Dia yang memangnya mudah kesal pun akan mematikan panggilannya, tapi, orang itu langsung menyela sebelum Arsha mematikan panggilannya.

"Darah dibalas darah, nyawa di balas nyawa. Kalo Tamara mati, lo juga harus mati, Sasha."

Arsha langsung melempar ponselnya dengan kencang, dia terdiam. Jantungnya berpacu dengan cepat, keringat mengalir dengan deras dari dahinya, tangannya gemetaran, ia juga menggigil. Tanpa sadar perempuan itu berteriak tertahan, hingga Arka dan Shaka terganggu.

"Suara siapa?" tanya Shaka sembari menatap abangnya.

"Kayak suara Arsha," sahut Arka.

Suara teriakan Arsha kembali terdengar, dan tanpa ba-bi-bu lagi Arka mendatangi kamar Arsha, Shaka menyusul di belakangnya.

Arka langsung mendekap tubuh adiknya dengan erat. "Arsha? Kamu kenapa?!"

"B–Bang ... dia neror gue ...."

"Dia siapa, Arsha?" tanya Arka dengan lembut.

Shaka mengerutkan keningnya dengan bingung. Tangannya teralih untuk mengambil ponsel Arsha yang layarnya sudah sedikit pecah. Ponsel itu menampilkan nomor yang baru saja tersambung dengan ponsel Arsha.

Selagi ponsel Arsha hidup, dan nomor tak di kenal itu terlihat, Shaka mengambil ponselnya dari dalam saku celana, kemudian ia memotret nomor itu dari ponsel Arsha.

"Ka?" panggil Arka.

"Eh? Kenapa, Bang?" tanya Shaka sedikit bingung.

"Lo ke kamar aja, lanjut istirahat. Arsha bisa sama gue," kata Arka.

Shaka melirik sebentar ke arah Arsha yang sudah sedikit tenang. Sepertinya tidak pa-pa jika ia tinggal, lagipula ada yang harus ia lakukan.

"Ya udah, gue ke kamar. Kalo ada apa-apa panggil gue aja," ujar Shaka, lalu ia keluar untuk kembali ke kamar. Tangannya membawa ponsel Samsung S21 milik Arsha yang berwarna ungu.

Di dalam kamarnya, Shaka langsung membuka ponsel miliknya dan menelepon Edward. Ia sedikit kesal, karena panggilan darinya belum juga diangkat oleh Edward.

"Hallo, Ka? Kenapa?"

Akhirnya yang Shaka tunggu datang juga.

"Ed? Malem ini lo tugas jaga markas, kan?" tanya Shaka seraya duduk di pinggiran kasur.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang