Chapter 11

2.1K 288 4
                                    

❗TANDAI TYPO❗



بسم الله الرحمن الرحيم

🌦

Arsha ditarik masuk ke dalam gudang oleh seorang lelaki. Arsha tak tahu pasti, siapa orang itu, karena orang itu menggunakan masker, dan kepalanya ditutup oleh tudung hoodie.

Arsha dipaksa duduk di kursi, dan ke-dua tangannya diikat di sandaran kursi.

"Siapa, lo?!" tanya Arsha menatap tajam laki-laki itu.

Lelaki itu terkekeh sinis. Ia mencondongkan dirinya mendekati Arsha dan membalas tatapan Arsha tak kalah tajam. "Lo nggak perlu tau, siapa gua."

Suara berat itu berhasil membuat Arsha terdiam. Lelaki itu menjauhkan dirinya dari Arsha. Ia membelakangi Arsha dan berujar, "Gua mau minta pertanggungjawaban lu, Sasha."

Deg

Panggilan itu...

"Lo siapa, sih?!" tanya Arsha yang kepalang emosi.

"Udah gua bilang, lo nggak perlu tau, siapa gua." Lelaki itu berbalik dan menatap Arsha dengan tatapan tajam. Bibir yang tertutup oleh masker itu menyunggingkan senyum miring.

"Gua bawa lu ke sini, buat minta pertanggungjawaban lu, karena lu udah dorong Tamara sampe meninggal."

"R–Rivaldo ..."

"Ya. Ini gua." Rivaldo membuka tudung hoodie dan menarik maskernya dengan kasar.

"Mau apa, lo?!"

"Ck ck ck ... kan tadi gua udah bilang, gua mau minta pertanggungjawaban lu." Rivaldo mendekatkan dirinya ke Arsha dan kembali mencondongkan tubuhnya.

"Pernah denger ga sih, darah dibalas darah, nyawa dibalas nyawa." Tangan Rivaldo terangkat, dan menyentuh pipi mulus Arsha.

Lelaki itu mencengkram pipi Arsha dengan kuat. "Karena lu udah hilangin nyawa Tamara, berati nyawa lu juga harus hilang." Rivaldo mengeraskan rahangnya dan menatap Arsha dengan tajam.

Rivaldo mencengkram pipi Arsha dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mengeluarkan pisau dari saku celana.

Lelaki yang mengenakan celana kain sobek-sobek itu menodongkan pisau ke Arsha dan tersenyum licik.

"D–Do ... Rivaldo ..." Arsha dibuat tak bisa berkata-kata.

Rivaldo semakin mendekatkan pisaunya ke leher Arsha. Detik itu juga Arsha meneteskan air matanya.

"J–jangan, Rivaldo ..." Arsha memohon, agar Rivaldo menghentikannya.

Pisau itu semakin mendekat ke leher Arsha, dan...

Ceklek

"ARSHA!"

Devan langsung masuk, dan menendang Rivaldo hingga tersungkur. Bersamaan dengan itu, tubuh Arsha tumbang. Ia pingsan dengan keadaan tubuh yang masih diikat.

Teman-teman Devan yang berada di luar pun langsung terkejut, ketika dengan tiba-tiba Devan meneriaki nama Arsha. Mereka langsung saja mengikuti Devan, untuk mengobati rasa penasaran mereka.

Ketika Rivaldo tersungkur, Devan menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan ikatan pada tubuh Arsha, sedangkan teman-temannya yang baru masuk langsung terkejut.

Arka, Arsha, dan Arshaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang