Menyuapi Makan Siang

144 8 0
                                    


Maxx membawa Marsya ke ruangannya.
"Tolong siapkan makanan-nya.Aku mau ke dalam sebentar." Ucap Maxx sambil memasuki pintu di dalam ruangan kantor-nya.

{Hmm....Anggap saja ini kesempatan bagus.Siapa tahu Maxx bisa memberikan tender itu kepada-nya.} Pikir Marsya.

Setelah lima belas menit Maxx keluar dengan rambut basah.Maxx hanya memakai  kaos dan celana pendek saja.

"Ayo...suapi aku....aku sudah lapar." Ucap Maxx duduk di samping marsya sambil membuka mulutnya.

Sabar Marsya untuk mendapatkan tender ini pasti tidak akan mudah.Ucap Marsya dalam hati.

Marsya menyuapi Maxx hingga makanan di piring habis.

"Mau tambah...?" Ucap Marsya.

Maxx menggelengkan kepalanya.

"Mau kamu....boleh...?" Tanya maxx.

"Aku tidak menyangka anda semesum ini tuan Afanesei." Cibir Marsya kesal.

"Makanlah....aku tidak memakan-mu dalam keadaan lapar." Ucap Maxx sambil menaik turunkan alis-nya.

"Terimakasih.Aku tidak lapar." Ucap mulut Marsya.Tapi tidak dengan perut-nya yang dengan tidak sopannya malah berbunyi.

"Makanlah....aku tahu kamu lapar ini sudah lewat waktu makan siang.Atau kamu mau aku suapi?" Ucap Maxx lembut.

"Tidak perlu." Ucap Marsya cepat sambil mengisi piring kosong bekas Maxx dengan makanan lalu mulai melahapnya.

Maxx bangkit dari sofa menuju meja kerjanya.Membuka beberapa file-file kemudian sibuk dengan komputer di hadapan-nya.

Marsya membereskan sisa makanan dan piring bekas makan-nya.Kemudian mencuci-nya di wastafel. Ruangan kerja Maxx memiliki dapur kecil.Menambah nilai kagum Marsya pada Maxx.

Ekhh....semenjak kapan Marsya kagum pada Maxx.
Entahlah....Marsya pun tak tahu.

Setelah selesai Marsya menghampiri Maxx.

"Maxx....bisakah kau memberikan tender itu untuk perusahaan-ku dan rekanan-ku.Anggap saja sebagai bayaran aku telah menyuapi-mu." ucap Marsya to the point.

"Ada syarat-nya...." Ucap Maxx sambil terus menatap komputer-nya.

"Apa...?" Tanya Marsya.

"Pulanglah ke mansion malam ini.Aku akan memberitahu syaratnya disana." ucap Maxx tanpa melihat Marsya.

Marsya mendengus sebal.Kemudian meninggalkan ruangan Maxx.

Saat sampai di depan lift Marsya berpapasan dengan Monica.
Monica sedikit kaget mengapa wanita yang menanyakan toilet  kepadanya ada di lantai khusus owner.

Marsya hanya tersenyum canggung kemudian memasuki lift meninggalkan Monica.

"Kenapa Bu Marsya ada di lantai ini." Ucap Monica pada dirinya sendiri.

Tokk....tokk...tokk...
Monica mengetuk pelan pintu ruangan Maxx.

Monica masuk setelah mendengar suara Maxx menyuruh-nya masuk.

Monica kaget melihat boss-nya hanya mengenakan kaos dan celana pendek saja.

"Perusahaan mana saja yang akan menangani apartement kita?" Tanya Maxx.

"Belum ada keputusan-nya tuan.Kita harus mengkaji lebih lanjut agar tidak salah pilih." Ucap Monica.

"Apalagi agenda hari ini?" Tanya Maxx lagi.

"Tidak ada tuan.Hanya file-file diatas meja tuan.Menunggu untuk di tanda tangani." Ucap Monica.

"Sudah.Kau boleh keluar." Ucap Maxx.

"Maaf tuan kalau saya lancang.Tadi saya melihat Bu Marsya keluar dari lantai ini." Ucap Monica.

"Dia hanya di  suruh pak Ujang mengantarkan makanan dan  menemani-ku makan siang." Ucap Maxx santai.

"Baik tuan...saya permisi." Ucap Monica.

Bukankah Bu Marsya owner salah satu perusahaan.Kenapa pak Ujang bisa menyuruh-nya.
Sungguh tidak masuk akal.
Pikir Monica.

Marsya melajukan mobilnya meninggalkan AMC group.Marsya memutuskan untuk pulang ke apartement-nya.setelah mengirimkan pesan suara kepada Livia.

"Huft....Maxx...oh...Maxx...kau mengacaukan hariku...." Ucap Marsya kesal.

"Bagaimanapun caranya aku harus mendapatkan tender itu."  Ucap Marsya penuh tekad.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang