Marsya yang sensitif

79 4 0
                                    

Marsya beranjak menuju lemari pakaian lalu mengambil satu buah lingerie yang masih baru.Terlihat dari barcode yang masih menempel di lingerie seksi itu.

Marsya memasuki kamar mandi.Tak lama Marsya keluar dengan wajah segar serta sudah memakai lingerie seksi yang sangat pass di badannya.

Marsya kembali menuangkan wine ke dalam gelas lalu meminumnya hingga tandas.

"Lebih baik aku tidur....." Gumam Marsya sambil membaringkan tubuhnya di ranjang.

Setelah berusaha memejamkan matanya kurang lebih 10 menit namun Marsya tetap saja tidak bisa tertidur.

Marsya menatap dalam ke arah pintu kamar.Marsya berharap Maxx akan segera masuk ke dalam kamar.

Marsya beranjak dari ranjang lalu berjalan menuju pintu kamar.Marsya membuka sedikit pintu kamar lalu melongokkan kepalanya keluar pintu melihat ke arah  dimana Maxx dan Shakila berada.Namun Maxx dan Shakila sudah tidak berada di tempat itu lagi.Marsya menutup kembali  pintu kamar.

"Kemana perginya mereka.Menyebalkan.....Aku pasti selalu di abaikan kalau ada Shakila." Gerutu Marsya kesal.

Marsya menghampiri meja lalu menuangkan wine ke dalam gelas.Saat Marsya akan meminumnya terdengar suara pintu kamar terbuka.

Marsya langsung menatap ke arah pintu.Maxx masuk dengan santai lalu berjalan menghampiri Marsya.Kaos yang Maxx gunakan basah oleh keringat serta celana yang terlihat kusut.

"Apa Ac-nya tidak menyala.Kenapa baju-mu basah dengan keringat?" Ucap Marsya penuh selidik.

"Aku baru saja berolahraga malam." Ucap Maxx santai sambil meminum wine milik Marsya.

Marsya langsung terperangah oleh ucapan Maxx.Otak Marsya seketika traveling.

"Dengan siapa kamu berolahraga malam....?" Ucap Marsya penuh selidik.

"Shakila.Tadi dia yang berinisiatif mengajakku berolahraga malam." Ucap Maxx santai sambil menuangkan kembali wine ke dalam gelas.

"Lagi pula aku memang membutuhkan-nya.So....why not...." Ucap Maxx lalu meneguk minuman itu hingga tandas.

Rasa sesak seketika menyelimuti dada Marsya.Namun sebisa mungkin Marsya menahan emosi-nya.

"Kenapa belum tidur....?Tidurlah ini sudah larut malam.Tidak baik juga meminum wine terlalu banyak di malam hari." Ucap Maxx sambil mengelus lembut rambut Marsya.

Maxx lalu beranjak menuju kamar mandi.

Airmata yang sedari tadi Marsya tahan akhirnya tumpah juga.

"Kamu jahat Maxx.....Kamu jahat....." Ucap Marsya sambil beranjak menuju ranjang lalu menelungkupkan badan-nya di atas kasur serta membenamkan kepalanya di bantal.

Marsya menangis menumpahkan rasa kesal yang sedari tadi dia tahan.

Tak lama Maxx keluar dari kamar mandi.Maxx mengernyitkan dahinya melihat Marsya yang tertidur dengan posisi tertelungkup.

Maxx mematikan lampu kamar mengganti-nya dengan lampu tidur.

Maxx mendekati Marsya.

"Sayang....jangan tidur tertelungkup begitu.Nanti kau bisa kehabisan nafas" ucap Maxx sambil mencoba membalikkan tubuh Marsya.

Marsya merubah posisinya menjadi posisi miring membelakangi Maxx.

Maxx menghela napasnya kasar lalu merebahkan tubuhnya.

"Good night sayang.....Have a nice dream." Ucap Maxx sambil memeluk Marsya dari belakang.

Marsya melepaskan tangan Maxx yang memeluknya.Namun Maxx kembali meletakkan tangannya di pinggang Marsya.

"Aku lelah Maxx....." Ucap Marsya pelan.
"Lelah menghadapi sikapmu yang seperti ini" lanjut Marsya dalam hatinya.

"Tidurlah.....aku hanya ingin memelukmu." Ucap Maxx sambil mengeratkan pelukannya.

Marsya melepaskan pelukan Maxx lalu merubah posisinya menjadi memeluk Maxx.Marsya membenamkan wajahnya ke dada bidang milik Maxx.

"Tidurlah....." Ucap Maxx sambil mengelus lembut rambut Marsya.

Marsya menangis dalam pelukan hangat Maxx.Entahlah perasaan jengkel dan kesal membuat-nya ingin terus menangis.

"Sayang.....Kau menangis....?" Ucap Maxx sambil menjauhkan tubuhnya lalu beranjak mengganti lampu tidur dengan lampu kamar.

Marsya langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Sayang.....ada apa...? Mengapa kau menangis....?" Tanya Maxx lembut sambil menarik pelan tangan Marsya.

"Ada apa....?Ayo cerita....?" Ucap Maxx sambil menghapus air mata Marsya.

Marsya hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin kau menangis tanpa sebab." Ucap Maxx sambil membawa Marsya ke dalam pelukannya.

"Aku ingin pulang saja...." Ucap Marsya pelan.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang