Berdebat lagi

85 4 0
                                    

"Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu yang satu itu.Kenapa kau ingin pulang...?Bukankah kau sendiri yang menginginkan untuk ikut.Ada apa....?" Ucap Maxx sambil mengelus lembut rambut Marsya.

"Tidak ada bedanya di sini atau di mansion.Aku tetap saja sendirian.Kamu selalu sibuk sendiri...." Ucap Marsya sambil melepaskan pelukannya.

"Aku tidak sanggup menahan hasratku saat bersamamu.Coba kau rasakan ini..." Ucap Maxx sambil menggenggam tangan Marsya lalu membawanya ke selangkangan miliknya.

"Mesum...." Ucap Marsya sambil menatap tajam Maxx.

"Aku tidak ingin menyakitimu.....Aku takut lost control jika bersama denganmu terus-terusan." Ucap Maxx sambil menghela nafasnya.

"Alasan....bilang saja kalau suka berduaan dengan Shakila." Ucap Marsya sambil meremas selangkangan Maxx dari luar.

"Aww....Kau bisa merusak aset berhargaku Baby...." Ucap Maxx sambil meringis ngilu.

"Biar saja....itu hukuman karena asetmu itu sudah berolahraga malam di sembarang tempat." Ucap Marsya sambil membalikkan badannya memunggungi Maxx.

"Ckckck.....Ternyata ada  kesalah pahaman yang menyebabkan api cemburu." Goda Maxx sambil merebahkan tubuhnya.

"Siapa yang salah paham...?Aku sudah membuktikannya saat masih berstatus istrimu.Apa kau lupa saat kau menikmati sentuhan wanita lain sementara kau masih berstatus sebagai suamiku....?
Laki-laki mana puas cuma dengan satu wanita.Laki-laki itu ibarat kucing Sekalipun setiap hari memakan daging saat disodorkan ikan asin pasti di lahap juga." Ucap Marsya menumpahkan kekesalannya.

"Aku tidak seperti itu.Lagi pula aku manusia bukan kucing." Ucap Maxx sambil menggelengkan kepalanya.

"Tetap saja kau sudah melakukannya bersama shakila." Ucap Marsya sambil beranjak dari ranjang.

"Melakukan apa...?" Ucap Maxx tak mengerti.

"Tidak usah pura-pura bodoh Maxx...." Ucap Marsya sambil menuangkan wine ke dalam gelas.

"Oke....aku memang berolahraga bersama shakila.Tapi...." belum selesai  Maxx berbicara Marsya sudah memotong-nya.

"Aku menyesal ikut denganmu...." Ucap Marsya sambil meminum wine dalam satu kali tegukan.

"Aku hanya berolahraga tidak lebih." Ucap Maxx sambil merubah posisinya menjadi duduk.

"Aku bukan anak kecil yang tidak bisa membedakan antara berolahraga dan berolahraga malam." Ucap Marsya sambil menyimpan gelas ke atas nampan.

"Ck...susah kalau ngomong sama orang yang sedang di landa api cemburu.Aku sedang malas berdebat.Aku tidur duluan yach..." Ucap Maxx sambil menguap.

"Alasan malas berdebat padahal kecapekan habis olahraga malam." Sindir Marsya tajam sambil berjalan menuju ranjang.

Maxx hanya memejamkan matanya tidak menanggapi ucapan Marsya.

"Menyebalkan....Aku malah di tinggal tidur." Ucap Marsya kesal lalu merebahkan tubuhnya.

"Maxx....." Panggil Marsya sambil menatap wajah Maxx.

Sebenarnya Maxx tidak tidur dia hanya memejamkan matanya saja.

"Maxx.....Aku tidak bisa tidur.Maxx....Bangunlah...." Ucap Marsya sambil merubah posisinya menjadi menyamping ke arah Maxx.

Namun Maxx masih setia memejamkan matanya.

Tiba-tiba perut Marsya terasa sakit seperti di remas-remas.

"Aduh.....perutku sakit sekali....Maxx....tolong aku....perutku sakit sekali....." Ringis Marsya sambil memegang perutnya.

Maxx langsung membuka matanya lalu menatap kearah Marsya yang kesakitan.

"Kenapa sayang.....Apa yang sakit....." Ucap Maxx sedikit panik.

"Aduh....perutku sakit sekali....." Ucap Marsya sambil meremas pergelangan tangan Maxx.

"Ck...Mungkin ini efek kebanyakan minum wine.Ayo berbaringlah yang benar.Aku akan mengambil obat pereda nyeri untukmu." Ucap Maxx sambil membetulkan posisi tidur Marsya.

"Aku tidak mau minum obat.Tolong elus-elus saja... nanti juga pasti hilang sakitnya." Ucap Marsya pelan.

"Tidak....kau harus minum obat.Sesampainya di sana kita harus langsung cek ke dokter." Ucap Maxx tegas.

"Maxx....Aku cuma bercanda." Ucap Marsya mencoba tersenyum  sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.

"Cara bercandamu sungguh tidak lucu Marsya." Ucap Maxx kesal lalu beranjak keluar kamar.

"Maxx....kamu mau kemana...." Ucap Marsya setengah berteriak.

Marsya langsung mengenakan jubah tidur-nya lalu menyusul Maxx keluar.

Maxx duduk di kursi samping kaca jendela.Maxx terlihat menikmati pemandangan dari ketinggian pesawat.

Marsya menghampiri Maxx lalu duduk di samping Maxx.

"Maxx....Kamu marah yach....?" Ucap Marsya sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Maxx.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang