Sepiring berdua

90 4 0
                                    

Marsya hanya bisa menghela nafasnya sambil menyodorkan piring berisi makanan itu ke pangkuan Maxx.

Maxx menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut Marsya.

Marsya melirik Maxx seolah bertanya.

"Kau juga harus makan.Aku tidak mau makan kalau kau juga tidak makan." Ucap Maxx.

Marsya langsung membuka mulutnya menerima suapan itu.

"Good girl...." Ucap Maxx sambil menyendok makanan lalu menyuapkan ke mulut-nya sendiri.

Mereka makan sepiring berdua sampai makanan itu habis tak bersisa.

Marsya mengambil piring kosong itu lalu menyimpan-nya di atas nakas.

"Sekarang minum obat dulu." Ucap Marsya mengambil beberapa obat dan segelas air lalu memberikan-nya pada Maxx.

Maxx langsung meminum semua obat itu dalam satu kali tegukan.

"Tolong ambilkan remote tv.Aku mau menonton." Ucap Maxx.

Setelah mengambilkan remote Marsya langsung menuju wastafel untuk mencuci piring bekas mereka makan.

"Sudah malam.Waktu-nya kamu tidur." Ucap Marsya sambil berbaring di sisi ranjang sebelah kiri Maxx.
Ukuran ranjang ruangan VVIP cukup untuk 3 orang.Sekalipun Marsya ikut berbaring masih ada tempat kosong di tengah.

"Sebentar lagi acara-nya belum selesai." Ucap Maxx melirik Marsya sebentar lalu kembali fokus menonton.

Marsya memejamkan matanya lalu tanpa sadar marsya tertidur.

Setelah acara televisi selesai.Maxx pun membaringkan tubuhnya lalu menyusul Marsya ke alam mimpi.

Pagi pun menjelang.

Maxx baru saja membuka matanya ketika seorang suster datang untuk mengecek dan mengganti cairan infus maxx.

"Selamat pagi tuan....Bagaimana kondisi tuan pagi ini...? Apakah ada keluhan....?" Tanya suster itu ramah sambil mengecek kondisi Maxx.

"Aku sudah lebih baik.Kalau bisa aku ingin segera pulang." Ucap Maxx pada suster itu.

"Untuk masalah itu nanti tuan bisa tanyakan langsung pada dokter." Ucap suster itu.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Maxx.

"Saya permisi tuan." Ucap suster itu.

"Ya...terimakasih." Ucap Maxx sambil melirik ke arah Marsya.

"Sayang.....bangun sudah siang." Ucap Maxx sambil menepuk lembut lengan Marsya.

Marsya hanya menggeliatkan tubuhnya pelan lalu tertidur kembali.

"Ckk...sepertinya kamu mengantuk sekali." Ucap Maxx sambil tersenyum.

Tokk....Tokk....Tokk...
Suara ketukan pintu ruangan lalu tak lama pintu pun terbuka.

"Maxx...." Ucap Dokter Alvian sambil menghampiri Maxx.

"Stttt...." Ucap Maxx sambil menempelkan telunjuknya di bibirnya.

"Ada apa....?" Tanya Dokter Alvian.

"Jangan berisik....Marsya masih tidur.Seperti-nya dia kelelahan." Ucap Maxx pelan.

"Kelelahan.....Apa kau menggempur-nya semalaman....?Ckkckk...tak ku sangka kau masih bisa melakukannya walau sedang sakit." Cerocos Dokter Alvian.

"Dasar dokter mesum.... Pikiranmu hanya selangkangan saja.Kau pikir marsya kelelahan karena....Akhh sudah lah.Cepat buka infus-ku atau aku akan mencabut-nya sendiri." Ucap Maxx kesal.

"Upss....Santai bro...Begitu saja marah..." Ucap Dokter Alvian sambil tersenyum.

Maxx menyodorkan tangannya yang terpasang jarum infus kepada dokter Alvian.

Dokter Alvian menyuntikan obatnya melalui selang jarum infus.kemudian menggunting plester penyangga lalu mencabut jarum infus itu secara perlahan.Setelah itu menempelkan kapas kecil lalu memplester-nya.

"Sudah....Apa kau yakin kondisi-mu sudah membaik....?" Ucap dokter Alvian.

"Jika Marsya terus ada di sampingku.Kondisi-ku akan selalu baik." Ucap Maxx sambil melirik ke arah Marsya.

"Dasar Bucin...." Ucap Dokter Alvian sambil meninggalkan ruangan Maxx.

Maxx beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Setelah membersihkan tubuhnya Maxx keluar dengan wajah segar.

Marsya masih saja terlelap tidur.Maxx duduk di atas sofa setelah menelpon pak Ujang agar membawakan sarapan serta baju ganti untuk Marsya.

Drtt....Drtt....
Cozz I love you....
Cozz I need you....
Suara dering handphone milik Marsya memenuhi ruangan.

Marsya langsung terbangun lalu meraih tas kecil di atas nakas samping tempat tidur.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang