Guling ternyaman

102 4 0
                                    

Pukul 2 dini hari Maxx sampai mansion.

Setelah makan malam bersama Clarissa.Bik Cha menelponnya mengatakan kalau Marsya tidak mau makan malam.Bahkan melewatkan jadwal minum susunya.Maxx pun memutuskan untuk langsung pulang.Maxx khawatir terjadi sesuatu pada Marsya.

Maxx membuka pelan pintu kamarnya.Maxx mendapati Marsya tengah tertidur pulas.Setelah membersihkan diri.Maxx mengganti bajunya dengan piyama.

Maxx duduk di sisi ranjang.Maxx memperhatikan Marsya yang tengah tidur.Maxx melihat kelopak mata Marsya yang sedikit bengkak serta pipi Marsya yang terlihat sedikit lembab bekas air mata.

"Maafkan aku sayang.....Aku tidak bermaksud membuatmu menangis." Ucap Maxx sambil ikut merebahkan tubuhnya di samping Marsya.

Marsya menggeliat pelan.
"Tidurlah....aku akan memelukmu sampai pagi" Ucap Maxx  sambil memeluk tubuh Marsya.

Marsya terlihat nyaman dengan pelukan Maxx.

Akhirnya mereka pun tertidur dengan posisi saling berpelukan.

Pagi pun menjelang.

Marsya memeluk erat guling-nya.Nyaman itu yang Marsya rasakan.Hidung-nya mencium wangi parfum yang sangat familiar.Wangi yang selalu Marsya rindukan beberapa hari ini.
Marsya enggan membuka matanya.Marsya takut ini hanya mimpi-nya saja.Marsya meraba-raba guling-nya.Marsya merasa ada yang aneh.
"Ini bukan guling...."gumam hati Marsya.
Marsya membuka kelopak matanya.Marsya memandangi wajah orang yang tengah memeluk-nya.Marsya mengerjap-ngerjapkan matanya.Namun bayangan Maxx tetap tidak juga menghilang.

Marsya melepaskan pelukannya lalu beranjak menuju kamar mandi.Marsya memuntahkan semua isi perut-nya.Namun hanya cairan saja karena Marsya tidak makan malam.
Sebuah tangan memegangi tengkuk lehernya.lalu memijat-nya lembut.Marsya kaget lalu menoleh.Setelah tahu kalau Maxx-lah pelaku-nya.Marsya dengan segera membilas mulutnya.

"Apa selalu mual begini setiap hari...." Tanya Maxx setelah Marsya duduk di sisi ranjang.

"Iya....Tapi hanya pagi hari saja.Setelah minum irisan lemon juga akan baikan." Ucap Marsya.

"Kamu tidak makan malam.....?" Tanya Maxx.

"Makan...." Ucap Marsya berbohong.

"Bik Cha bilang kamu tidak malam bahkan kamu tidak meminum susu hamil.Kenapa....?" Tanya Maxx sekali lagi.

"Aku sedang tidak ingin makan saja." Ucap Marsya mencari alasan.

"Kalau kamu marah padaku.Jangan lampiaskan kekesalanmu pada anak kita juga.Dia masih memerlukan nutrisi dan vitamin untuk berkembang di perutmu.Kalau kamu tidak makan dan minum susu.Itu sama saja kau menyiksanya....." Ucap Maxx tajam.

Marsya menangis mendengar kata-kata  yang di ucapkan oleh Maxx.Marsya merasa sangat bersalah pada dedek bayi.

"Maafin....mommy sayang...." Ucap Marsya sambil mengelus lembut perutnya.

Maxx pergi menuju balkon.Tak sanggup rasanya melihat  Marsya menangis.Sudut hatinya terasa sakit.

Maxx duduk sambil memandangi taman bunga di bawah sana.

"Maxx....Ayo kita sarapan." Ajak Marsya setelah membersihkan dirinya.Marsya memakai dress selutut dan memakai make-up tipis.

"Kau duluan saja.Aku mau mandi dulu." Ucap Maxx sambil tetap memandangi taman.

"Baiklah....aku tunggu di ruang makan." Ucap Marsya sambil meninggalkan Maxx.

Setelah selesai mandi Maxx menghampiri Marsya di ruang makan.Lalu duduk di samping Marsya.

"Kamu mau sarapan apa....?" Tanya Marsya.

"Apa saja...." Ucap Maxx dingin.

"Nasi goreng cumi ini enak sekali.Aku akan meminta chef mengajarkanku membuatnya." Ucap Marsya sambil menyendokkan nasi goreng ke piring Maxx.

Maxx hanya diam saja.

"Kemarin kamu bilang masih seminggu lagi kamu di sana.Kenapa sudah pulang....?" Tanya Marsya sambil memakan nasi goreng-nya.

"Karena ada yang menangis sampai tidak mau makan.Dan lupa kalau diri-nya tengah hamil.Maka dari itu aku pulang." Sindir Maxx tajam.

"Kalau tidak ikhlas...tidak usah pulang...Lagian aku bisa koq jaga dedek bayi sendirian." Ucap Marsya sambil meletakkan sendok-nya.

"Buktinya semalaman kau tidak memberi-nya makan.Apa itu yang di bilang bisa jaga dedek bayi sendirian." Sindir Maxx lagi.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang