Kemarahan Bik Cha dan Dokter Alvian

82 4 0
                                    

Maxx langsung mengajak Bik Cha dan Dokter Alvian untuk berbincang di lantai bawah.
Maxx menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi sedikitpun.

"Kasihan....Nyonya pasti sangat shock sekali.Bibi sangat menyesal mengapa dulu malah mendukung keputusan Dokter Alvian.Harus-nya bibi biarkan saja tuan kesakitan waktu itu.Toh tuan bisa mencari pelampiasan dari wanita-wanita lain." Ucap Bik Cha yang sedikit kecewa terhadap Maxx.

"Bik....Aku tidak seperti itu....Aku dan Caca sama-sama mabuk.Aku hanya sekali melakukan-nya." Ucap Maxx membela diri.

"Nyonya juga sedang hamil.... Seharusnya tuan bisa menjaga sikap tuan.Bukan malah menyuruh-nya untuk Aborsi." Ucap Bik Cha tajam.

"Aku sependapat dengan Bik Cha.Kalau terjadi apa-apa dengan Marsya aku tidak sudi menjadi sahabatmu lagi." Ucap Dokter Alvian sambil melangkah menuju kamar dimana Marsya berada.

Tiga bulan berlalu

Marsya masih saja setia memejamkan matanya.Berkat bantuan Dokter kandungan referensi dari Dokter Alvian janin Marsya tetap berkembang sempurna meskipun Ibu-nya tertidur cukup lama.

Bik Cha juga dengan telaten merawat Marsya bergantian dengan suster yang menjaga Marsya.

Pagi ini Bik Cha baru saja memandikan Marsya.
Setelah memakaikan dress berwarna pastel Bik Cha menyisir rambut Marsya serta mengoleskan makeup tipis di wajah Marsya.

Perut Marsya sudah kelihatan membuncit menandakan  bahwa janin-nya berkembang sempurna.

"Bangunlah....Nyonya....Sudah terlalu lama Nyonya tertidur.Nyonya harus bangun demi dedek bayi." Ucap Bik Cha sambil menitikkan air matanya.

Maxx memasuki kamar setelah selesai berolahraga.

Bik Cha dengan cepat menyeka air matanya.

"Hallo sayang....Kamu cantik sekali menggunakan dress itu.Aku tinggal mandi sebentar yach.Nanti aku temani kamu seharian..." Ucap Maxx menyapa Marsya yang hanya memejamkan matanya.

Bik Cha langsung meninggalkan kamar tanpa berkata apapun.Semenjak kejadian itu Bik Cha menjadi seseorang yang irit bicara.

Maxx langsung beranjak menuju kamar mandi.

Jari jemari Marsya bergerak-gerak pelan.Tak lama kedua kelopak matanya perlahan-lahan terbuka.

Marsya mengedip-ngedipkan matanya menyesuaikan dengan cahaya sekitar.Setelah matanya terbuka sempurna Marsya menatap ke sekeliling ruangan.Marsya mencoba beranjak dari tidurnya namun usahanya sia-sia.Badan-nya terasa sangat lemas bahkan untuk sekedar mengganti posisi pun Marsya tak sanggup.

Bik Cha memasuki kamar sambil membawa Juss apel untuk Maxx.

Marsya langsung menatap pintu kamar yang terbuka.Bik Cha masuk tanpa menyadari Marsya yang telah bangun dari tidur panjangnya.

Bik Cha meletakkan Juss di atas meja sofa.

"Ha...us....." Ucap Marsya sekuat tenaga berkata walau terputus-putus.

Bik Cha langsung menoleh ke arah suara pelan yang di dengarnya.

"Nyonya....Akhirnya nyonya sadar juga...." Ucap Bik Cha yang langsung bergegas menghampiri Marsya.

"Ha....us....." Ucap Marsya sekali lagi.

"Nyonya....haus.... sebentar saya ambilkan minum." Ucap Bik Cha sambil mengangkat telepon lalu meminta seseorang membawakan air minum serta madu.

Tak lama seorang maid datang membawa nampan berisi segelas air dan sebotol madu.

Maid pun terkejut sekaligus senang melihat Marsya yang sudah sadarkan diri.

"Buka mulut Nyonya....saya akan meneteskan madu baru setelah itu saya akan memberi Nyonya minum." Ucap Bik Cha sambil menyodorkan pipet berisi madu.

Marsya langsung membuka mulutnya lalu Bik Cha meneteskan beberapa tetes madu ke mulut Marsya.

Bik Cha mempipet air minum lalu meneteskan air minum itu ke mulut Marsya.

Marsya meminum air bercampur madu itu dengan pelan.

"Madu ini akan membantu melegakan tenggorokan Nyonya yang kering.Nyonya sudah terlalu lama tidak menggunakan mulut nyonya..." Ucap Bik Cha sambil membantu Marsya minum dengan sabar.

Setelah di rasa cukup Bik Cha menyimpan air dan pipet itu di atas nakas.

"Tolong kamu minta koki untuk membuatkan cream soup....Nyonya harus makan cream soup untuk sementara waktu sampai Nyonya mempunyai tenaga untuk mengunyah makanan." Perintah Bik Cha pada maid yang membawakan air dan madu.

"Baik....saya permisi ke dapur." Ucap maid itu sambil meninggalkan kamar.

"Nyonya jangan terlalu banyak bergerak dulu.Kondisi Nyonya masih lemas.Saya akan menelpon dokter untuk memeriksa kondisi Nyonya." Ucap Bik Cha sambil mengangkat telepon lalu menelpon dokter yang menangani Marsya.

"Nyonya harus kuat....Nyonya lihat ini perut Nyonya  mulai membuncit.Dedek bayi sangat membutuhkan Nyonya.Jadi Nyonya harus semangat demi Dedek bayi." Ucap Bik Cha sambil mengelus lembut perut Marsya.

Marsya mengalihkan pandangannya ke arah perutnya.Marsya menitikkan air matanya saat melihat perutnya yang terlihat membuncit.

Perlahan tangan Marsya bergerak menyentuh tangan Bik Cha yang mengelus lembut perutnya.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang