Marsya Drop

115 5 0
                                    

"Sepertinya Marsya salah paham dengan hubungan kita." Ucap Clarissa sambil mengelus lembut rambut Marsya yang terbaring lemah di atas ranjang.

"Entahlah.....aku bingung menghadapi sikap-nya yang tak terkendali.Apa kau ingin tahu yang dia lakukan semalam." Ucap Maxx memberikan video yang di kirim oleh Dokter Alvian.

"Lihatlah....cara dia berpakaian dan bergoyang seperti seorang jalang." Ucap Maxx mengeraskan rahangnya.

"Oh...come on....Marsya sedang di club.Wajar saja dia berpakaian seperti itu.Kecuali kalau dia ke kantor berpakaian seperti itu kau mungkin bisa menyebut-nya seperti jalang." Ucap Clarissa menanggapi video itu.

"Ckk...Dia menarik perhatian pria-pria mata keranjang untuk memperkosanya." Ucap Maxx kesal

"Termasuk kau khan.Aku tahu Marsya bisa menjaga dengan baik kehormatannya.Itu terbukti ketika Marsya menyerahkan kesuciannya padamu.Kalau bukan karena kau mungkin Marsya masih perawan." Ucap Clarissa tajam.

"Aku tahu kau pasti menyetubuhi-nya semalaman.Kau bukan hanya menyiksa fisik-nya.Tapi juga menyiksa psikisnya." Lanjut Clarissa.

Tokk....tokk....
Suara ketukan pintu kamar terdengar.Tak lama pintu terbuka.

Dokter Alvian menghampiri Maxx yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Ada apa...?" Tanya Dokter Alvian.

"Sepertinya Marsya kelelahan.Wajah-nya sangat pucat." Ucap Clarissa sambil menatap tajam Maxx.

Dokter Alvian memeriksa kondisi Marsya.Setelah memasangkan jarum dan selang infus-nya.Dokter Alvian menyuntikan beberapa obat lewat selang infus.

"Marsya hanya sarapan sedikit.Aku takut terjadi apa-apa dengan-nya." Ucap Clarissa sambil menatap Marsya sendu.

"Tidak masalah.Setelah istirahat yang cukup.Kondisi-nya akan  segera membaik." Ucap Dokter Alvian.

"Aku ingin berbicara denganmu." Ucap Dokter Alvian pada Maxx.

Maxx membawa dokter Alvian ke taman samping.

"Apa yang kau lakukan padanya...?Mengapa Marsya bisa sedrop itu." Ucap dokter Alvian.

"Aku lose control....." Ucap Maxx sambil menyesap rokok-nya.

"Seperti singa yang kelaparan mencari mangsa.Kau jadikan Marsya santapan lezatmu.Ckk....ckk....Aku tidak menyangka kau begitu tergila-gila padanya." Ucap Dokter Alvian sinis.

"Kau yang membuatku lose control." Ucap Maxx tajam.

"Aku...." Ucap Dokter Alvian sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Jangan pura-pura bodoh...Kau yang mengirimkan video itu." Ucap Maxx kesal.

"Aku kira kau sudah move on.Aku hanya bermaksud menggodamu." Ucap Dokter Alvian sedikit menyesal.

"Pulanglah.... kalau ada apa-apa.Aku akan menghubungimu." Ucap Maxx mengusir Dokter Alvian.

"Kau mengusirku....." Ucap dokter Alvian tak percaya.

Maxx hanya menjawab dengan kibasan tangan-nya saja.lalu meninggalkan dokter Alvian sendirian.

Sore pun menjelang.

Marsya membuka kelopak matanya pelan.Lalu menatap punggung tangan-nya yang tertancap jarum infus.

"Kau sudah bangun sayang...." Ucap Maxx sambil mengelus lembut rambut Marsya.

Marsya menatap Maxx.
Marsya berusaha untuk duduk.
Maxx membantu-nya duduk.

"Haus...." Ucap Marsya pelan.

Maxx mengambil segelas air putih lalu menyodorkan gelas itu di depan bibir Marsya.

Marsya langsung meminum air itu.

"Jam berapa sekarang....?" Tanya Marsya.

"Jam 4 sore." Ucap Maxx sambil meletakkan gelas itu kembali.

"Kemana Thalia....?" Tanya Marsya sambil melihat ke sekeliling ruangan.

"Sudah berangkat ke Australia." Jawab Maxx.

Marsya menghela nafasnya berat.

"Kalau kau ingin bertemu Thalia.Kita bisa menyusul ke Australia setelah kau pulih nanti." Ucap Maxx sambil mengelus lembut tangan Marsya.

Marsya hanya menganggukkan kepalanya.

Kruk...kruk...kruk...
Perut Marsya berbunyi.

"Sepertinya kau lapar.Aku akan meminta Bik Cha membuatkan makanan untukmu." Ucap Maxx sambil meraih telpon di atas nakas.

Setelah terhubung Maxx minta Bik Cha menyediakan makanan untuk Marsya.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang