Obrolan malam hari

95 5 0
                                    

Setelah membereskan dapur.Marsya membuat 2 cangkir kopi.

Marsya menghampiri Maxx sambil meletakkan nampan berisi kopi di meja balkon.

Maxx masih asyik menghisap rokok-nya.

"Aku minta maaf Maxx...." Ucap Marsya.

"Maaf untuk apa....?" Tanya Maxx.

"Untuk kehamilanku.Untuk sikap cerobohku yang tidak bisa menjaga dedek bayi.Untuk semua kesalahanku kepadamu Maxx...." Ucap Marsya tulus.

"Aku sudah memaafkanmu.
Tapi apa dengan kata maaf.Semua bisa kembali seperti semula." Ucap Maxx sambil menyeruput kopi-nya.

"Aku juga sama kehilangan-nya seperti kamu. Apa kamu lupa kalau aku yang mengandung-nya selama ini. Aku yang merasakan mual saat terbangun di pagi hari. Aku yang selalu memaksakan diri meminum susu sekalipun aku tidak menyukai rasanya.Aku yang lebih rapuh daripada kamu. Namun aku masih berusaha untuk tegar.Semua ini memang akibat dari kecerobohan-ku." Ucap Marsya sambil berderai air mata.

Maxx menatap dalam Marsya.

"Semua sudah terjadi.Apa rencana mu setelah ini....?Kau bebas melakukan apapun. Sekarang aku tidak akan melarangmu lagi." Ucap Maxx.

"Apa kamu akan menceraikan aku... Maxx....?" Tanya Marsya.

"Mengapa kau ingin sekali kita bercerai....?" Bukan menjawab Maxx malah balik bertanya.

"Karena kau menikahi-ku hanya untuk status dedek bayi.Sedangkan sekarang dedek bayi sudah tidak ada.Jadi untuk apa kita mempertahankan status ini." Ucap Marsya sambil meminum kopinya.

"Aku masih bisa membuatmu hamil puluhan atau mungkin ratusan bayi.Jika kau memang menginginkannya." Ucap Maxx.

"Kamu pikir aku Hamster.Bisa melahirkan bisa sampai puluhan bayi." Gerutu Marsya.

"Teknologi sudah sangat modern.Lagi pula aku sanggup membiayai mereka semua.Mereka tidak akan kekurangan sesuatu apapun." Ucap Maxx santai.

"Apa Khabar perut-ku yang akan menjadi tempat mereka berkembang selama 9 bulan." Ucap Marsya sambil bergidik ngeri.

"Aku jadi tidak sabar untuk membuatmu hamil." Ucap Maxx sambil tersenyum penuh arti.

"Mesum...." Ucap Marsya sambil menatap tajam Maxx.

Maxx tertawa kecil menanggapi sikap Marsya.

"Aku ngantuk mau tidur." Ucap Marsya sambil bangkit dari duduknya.

"Kopi-nya belum habis." Ucap Maxx sambil melirik ke arah cangkir kopi Marsya.

Marsya mengambil cangkir kopi-nya.Lalu menghabiskan-nya dengan sekali tegukan.

"Sudah." Ucap Marsya sambil mengelap mulutnya.

Maxx tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya.

Marsya membawa nampan berisi cangkir bekas kopi itu ke dapur lalu mencuci-nya.

Setelah itu Marsya menuju ke kamar-nya.Sebelum beranjak tidur Marsya menggosok gigi dan mencuci mukanya.

Baru saja Marsya merebahkan tubuhnya.Maxx masuk ke dalam kamar.Maxx langsung ke kamar mandi.Tak lama Maxx pun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan boxer.

"Kemana baju-mu...?Kenapa tidak memakai baju....?" Tanya Marsya sambil mengerutkan keningnya.

"Di sini panas sekali.Aku selalu kegerahan setiap malam." Ucap Maxx sambil berbaring di sisi Marsya.

"Massa sich.Padahal aku sudah mengatur suhu-nya agar tetap dingin." Sahut Marsya sambil melirik ke arah AC.

Maxx membolak-balikkan tubuhnya.Seperti mencari posisi yang nyaman.

Marsya mengambil remote Ac di atas nakas lalu mengecilkan temperatur suhu-nya.
Setelah itu Marsya kembali merebahkan tubuh-nya.

"Sepertinya besok kita harus membeli Ac tambahan." Ucap Maxx.

"Aneh....suhu udara sudah sangat dingin tapi mengapa kamu berkeringat seperti itu." Ucap Marsya sambil mengerutkan keningnya.

"Aku juga selalu merasa aneh semenjak aku meminum obat dari dokter Alvian.Aku selalu kegerahan setiap malam." Ucap Maxx sambil mengelap keringat-nya.

"Obat....memang-nya kamu sakit apa...?" Tanya Marsya.

"Aku hanya meminum obat penambah stamina.Akhir-akhir ini aku hanya merasa cepat lelah." Jelas Maxx sambil mendekati Marsya.

Cara-ku..... Mencintai-mu...... (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang