•~•~
"Lo cantik banget, gue kira lo bakal judes gitu secara muka lo jutek banget keliatannya." ucap Bombom sambil meneliti wajah Athaya.
"Masa sih?" tanya Athaya, apakah wajahnya memang sejutek itu?
"Lo kebalikan Vanilla banget, mukanya polos tapi kelakuan kaya dakjal ,kalo lo muka sangar kelakuan polos." ujar Alden sembari memasuki bakso ke dalam mulutnya.
Vanilla mengambil garpu dan mengarahkannya ke mata Alden."Mau gue colok?!"
Alden merangkul Vanilla,"Maaf, Sayang."
"Kalo engga inget lo temen gue, udah gue colok nih!"
"Gue mau nyolok kok tapi bukan di mata tapi di--"
Plak!
Vanilla menampar Alden,"Ngomong lo sekali lagi gue colok beneran mata lo ya!"
Athaya terkekeh melihat wajah kesal Vanilla dan wajah Alden yang kesakitan benar-benar hiburan baru baginya.
Athya melirik kesebelahnya, laki-laki itu asik memakan mie ayamnya tidak menghiraukan teman-temannya. Ganteng sih, tapi kaya kanebo kering.
"Udah santai, La." Ucap Alex menenangkan Vanilla.
"Lo mau ikutan?!" Kini garpu itu mengarah ke mata Alex. Alex mengambil garpu itu dengan mudah."Bahaya, jangan main gituan."
Sementara Bombom tertawa dan terus berucap mampus pada Alden. Alden melotot melihat dirinya diolok-olok seperti itu. Kurang ajar si Bombom.
"Lo membangunkan dakjal tidur tau!" ujar Bombom
"Heh! Sembaran mulut lo ya?! Mau gue--" teriak Vanilla
"Cium? Mau lah! Kuy gaskan La!" Bombom bahkan sudah memayukan bibirnya.
"Nyolok apa sih? Gue engga paham sumpah." celetuk Athaya menatap Alden.
"Serius lo engga ngerti? Polos amat!" seru Alden.
"Lo dapet temen polos gini gimana coba?" tanya Alex penasaran pada Vanilla.
"Mungut." semua terdiam karena jawaban Gyanza. Biasanya Gyanza suka berdiam diri saja, kali ini laki-laki itu menjawab pertanyaan tidak penting itu, siapa yang tidak terkejut.
"Heh sembaran lo!" Athaya tanpa sadar mendorong Gyanza hingga ia melewati pinggir kursi dan terjungkal ke bawah.
Semua menatap itu dengan terkejut bahkan seisi kantin, Athaya menutup mulutnya tak percaya, ia langsung bangkit dengan panik dan mengulurkan tangannya.
"Sorry gue engga sengaja, sumpah!"
Gyanza menatap tajam dan dingin gadis itu, pertama kali dalam hidupnya dibuat terjungkal dengan cara memalukan seperti ini.
Dengan kesal Gyanza malah menarik gadis itu dan membuatnya terjebak kedepan, sedangkan Gyanza sudah berdiri.
"Heh! Gue bilang engga sengaja tau!" Ucap Athaya yang jatuh telungkup di lantai. Memalukan sekali dia menjadi tontonan seisi kantin.
Vanilla, Alex, Alden dan Bombom terpikal melihat itu. Mereka memang suka tertawa diatas penderitaan orang lain.
Bugh!
Gyanza memegang sudut bibirnya yang berdarah mendapatkan tonjokan dari seseorang. Ia menatap dingin, kini aura laki-laki itu tampak lebih menyeramkan dari sebelumnya.
"Gue engga ada urusan sama lo! Gue cuma lagi membela cewe gue!" ujar Kennan, jujur ia tadi nekat memukul Gyanza karena sudah membuat pacarnya jatuh seperti itu. Padahal dalam hatinya, Kennan sudah ketakutan setengah mati akibat mengikat kebrutalan laki-laki itu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Novela JuvenilTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...