"Athaya?" Ujar ulang orang tersebut.Athaya menghela napas, kemudian ia tersenyum manis,"Iya?"
Orang tersebut memandangnya dari atas kebawah,"Setau gue Kennan engga bisa dateng deh."
"Iya emang." Dalam hati Athaya ingin rasanya mengumpat, udah tau pakai nanya lagi!
"Kayanya... ada kucing yang lari dari kandanganya." Pemuda itu menampilkan senyumannya. Ia mendekatkan badannya dan berbisik di telinga Athaya,"Gue bisa tutup mulut, tapi ada imbalannya."
Athaya menatap sinis pemuda bernama Gilang itu, salah satu teman Kennan,"Bilang aja, gue engga takut." Athaya hendak pergi, tetapi tangannya dicekal.
"Setau gue mood Kennan lagi engga baik, kalo dia tahu lo disini, kira-kira bakalan diapain ya lo?" Ucap Gilang meremahkan."Bayaran gue gampang kok, kayanya body lo oke juga."
Athaya hendak menampar Gilang namun tangannya dicekal, Gilang hendak menyeret Athaya, tetapi panggilan dari seseorang menghentikan keduanya.
"Athaya!" Teriak Vanilla, Vanilla datang menghampiri keduanya dengan senyum menawannya.
"Hai, lo siapa?"
Gilang melepas cekalan tangannya, ia berdehem,"Gue gilang." Gilang menyodorkan tangannya.
Vanilla tersenyum penuh makna kemudian mengulurkan tangannya menyambut tangan Gilang.
"Lo mau bawa Athaya kemana?"
"Ah gue ada urusan sebentar." Gilang melirik Athaya dengan tatapan penuh maknanya.
Athaya berdecih, Vanilla paham situasi yang terjadi, maka dari itu Vanilla merangkul lengan Gilang yang membuat Gilang dan juga Athaya terkejut.
Vanilla menatap Gilang dengan senyum memikatnya, tidak terkesan murahan, malah senyum itu sangat elegan,"Body gue lebih oke."
Dari tadi Vanilla sudah mendengar apa yang terjadi, tetapi ia tadi tengah mengamati situasi saja dari kejauhan.
Athaya cukup terkejut dengan ucapan Vanilla, bagaimana mungkin gadis itu mengatakan itu.
Gilang seolah mendapatkan harta karun mendadak pun tersenyum bahagia, Vanilla pun mengajak Gilang pergi.
Athaya merasa Vanilla tidak terlihat seperti gadis yang menawarkan diri seperti itu pun mengikuti keduanya. Keduanya berjalan menuju toilet, Athaya lagi-lagi terkejut ketika Vanilla mengajak Gilang masuk ke dalam toilet laki-laki. Athaya menunggu diluar.
Tidak mungkin kan? Vanilla benar-benar melakukan itu? Terlebih di hari ulang tahunnya? Lalu bagimana soal kekasih gadis itu? Gyanza? Apa Vanilla tidak memikirkan perasaan Gyanza??
Namun pikiran buruk itu sirna dengan Vanilla yang keluar dengan penampilannya yang masih sama, tidak ada ciri-ciri gadis itu tengah melakukan sesuatu yang ada dipikiran Athaya.
"Lo ngikutin?" Tanya Vanilla yang melihat Athaya ada diluar toilet laki-laki.
Athaya menatap ke arah pintu,"Lo engga beneran anu kan?"
Vanilla tertawa,"Ya enggalah, body gue mahal kali."
"Terus lo ngapain?" Tanya Athaya penuh penasaran.
Lagi, Vanilla menampilkan senyuman menawan khas dirinya,"Lo engga perlu tau, intinya gue udah nolongin lo, lagi."
Vanilla pun hendak pergi, tetapi Athaya mecekalnya."Kenapa lo nolongin gue terus? Kenapa lo baik sama gue? Kita bahkan engga saling kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Teen FictionTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...