15. Kenapa?

17.8K 2K 209
                                    

Athaya langsung beranjak dari duduknya merebut kunci mobilnya di saku seragam Kennan, dimana laki-laki itu telah melepas outer dan juga jasnya. Kennan yang menyantap pastanya tidak siap siaga dengan tindakan Athaya pun membuat laki-laki itu lengah dan Athaya dengan mudah mengambil kuncinya.

Ia berlarian ke parkiran meninggalkan Kennan yang mengumpat dan buru-buru menyusul. Namun, Kennan terlambat Athaya sudah pergi dengan cepat mengendarai mobilnya.

"SIAL!" Umpat Kennan.

•~•~•

Athaya merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya, menatap layar ponselnya. Gyanza memfollownya lebih dulu. Pertanda apakah ini?

Apapun itu, Athata tidak bisa menahan senyumannya. Ia langsung memfollowback Gyanza.

Satu notifikasi pesan masuk, Athaya membukanya.

Bombom Ganteng
Hayang beb udah baikan sama Gyanza?

Athaya Kalinara
Lah siapa yang berantem? Tu anak yang jauhin gue.

Bombom Ganteng
Hahaha... bener juga
Terus kok lo bisa di follback?
Ada apanih 🤪🤨

Athaya Kalinara
Gatau juga
Pertanda buruk ya ini?
Jadi takut...

Bombom Ganteng
Hahaha engga tau juga beb
Gyanza cuma follow gue, Alex, Alden, sama Vanilla doang itu pun gue paksa, dia gak pernah follow siapapun duluan
Termasuk Vanilla.
Semoga bukan hal buruk
Kayak
Lo mau di bunuh?
Hahaha... tenang Gyanza blm pernah bikin anak orang mati tapi kalo koma sebulan mah sering.
Mungkin lo jadi korban pembunuhan pertamanya?

Athaya Kalinara
Terus gue harus apa?
Nulis surat wasiat?

Bombom Ganteng
Ide bagus. Kasi warisan ke gue juga ya. Kan gue yang ingetin lo beb.
Semoga kalo mati lo tenang disana ya. Warisannya bakal gue jaga dengan baik.

Athaya terkekeh. Lalu menaruh handphonenya di nakas. Ia akan mandi lalu mengerjakan tugas dan pergi ke alam mimpinya.

~•~•~

Sudah satu minggu berlalu. Athaya tidak bisa menghilangkan pikirannya tentang Gyanza. Sosok itu terus memaksa masuk ke otaknya untuk ia pikirkan. Selama seminggu ini juga Athaya tidak melihat Gyanza di sekolah. Bahkan, Vanilla, Alden, Alex dan Bombom tidak menampakan diri di kantin. Ia pun bertanya pada Bombom. Mereka memilih istirahat di kelas karena tidak ada Gyanza di antara mereka.

Athaya bertanya pada Bombom kemana Gyanza, laki-aki itu meminta Athaya membayar dulu untuk informasi tersebut.

The real teman mata duitan. Ah, Apa bisa ia disebut teman mereka?

Athaya menghela napas memasuki ruang konseling. Ia tidak tahu kenapa sepulang sekolah ia disuruh untuk datang ke ruang konseling oleh guru yang mengajarnya tadi.

"Permisi, ada apa saya dipanggil ya, Bu?" Tanya Athaya sesampai ruang konseling dan menghampiri seorang guru di meja pojok. Ibu Zahra.

"Athaya kamu sudah datang? Duduk dulu."

Athaya menarik kursi itu dan duduk disana dengan sedikit gelisah. Ia tidak tahu sudah melakukan apa sampai harus dipanggil oleh Bu Zahra.

"Nanti kamu dateng ke rumah sakit ya? Divion baru keluar ICU dua hari lalu, terus Ibu mau ajak kamu dan Gyanza buat dateng. Soalnya Ibu denger kamu yang bikin Gyanza berhenti mukul divion." Bu Zahra terkekeh sebentar,"Kamu sampai jadi bahan gosip anak-anak lain deh."

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang