44. Ekhem

22.3K 2.2K 196
                                    



◇◇◇

"Aya, mau menikah sama aku?"

Athaya yang tengah asik menguyah makanannya lantas menyemburkannya. Ia terbatuk-batuk. Gyanza dengan sigap mengambil air dan memberikannya pada Athaya. Ia juga menepuk lembut punggung Athaya serta mengusap-usapnya.

"Kamu yang bener aja, ngajak nikah apa ngajak beli gorengan sih?" ketus Athaya, bukan tidak senang. Namun, ayolah siapa yang tidak kaget diajak menikah setelah setahun kamu tertidur?

Sebulan ia dirawat setelah ia sadar dari komanya, kondisi Athaya sudah mulai membaik. Tetapi sikap Gyanza mulai sangat berbeda, lebih posesif dan overprotektif.

"Makan itu pelan-pelan, jangan ngomong dulu." ujar Gyanza dengan tidak suka.

"Kamu sendiri pertanyaanya perlu dipertanyakan."

"Tanya habis makan."

"Ya ngomongnya abis aku makan juga lah."

Gyanza berdecak lalu mengelap sudut bibir Athaya,"Maaf."

Athaya mencebik kesal dan memasukan sesendok bubur ke dalam mulutnya secara kasar untuk menunjukan bahwa ia masih kesal.

Gyanza bangkit dari duduknya mengambil sendok di mulut Athaya dan menyuapi Athaya.

"Jangan marah, aku salah." ucap Gyanza."Makan yang bener sayang."

Gyanza dengan telaten menyuapi Athaya dengan duduk di samping gadis itu diatas ranjang rumah sakit.

Setelah selesai, Gyanza menaruh nampang makanan serta meja bantu ke sudut ruangan.

"Kamu udah baik-baik aja? Masih ada yang sakit?" tanya Gyanza sembari merapikan rambut Athaya dengan kedua tangannya.

"Udah mendingan kok, kapan keluar rumah sakit?"

"Nanti tunggu izin dokter."

"Bosen, Gy..."

Gyanza berjalan ke arah sofa untuk mengambil laptop di tasnya,"Mau nonton?"

Athaya tampak bersemangat melihat itu,"Ayok!"

Gyanza lantas menyusul tak lupa ssmbari membawa meja kecil dengan roda tersebut sebagai tempat ia menaruh laptopnya dan selanjutnya ia ikut berbaring di ranjang rumah sakit yang untungnya cukup besar untuk mereka berdua.

"Aku mau nonton romance!" seru Athaya saat Gyanza memilih-milih film di salah satu platform streaming sebut saja netflix.

"Yang mana?" tanya Gyanza.

"Ini aja."

Semuanya berjalan baik-baik saja dengan sesekali Athaya mengomentari filmya bertemakan vampire tersebut. Semuanya berubah ketiga ada sebuah adegan ciuman. Rasa penasaran yang tinggi membuat Athaya melirik Gyanza disebelahnya yang nyatanya Gyanza memasang wajah datar, tetapi Athaya lantas terdiam kaku ketika Gyanza juga memalingkan wajah ke arahnya dan membuat mereka saling bertatapan.

Entah bagaimana dan karena alasan apa, Athaya memejamkan matanya ketika wajah Gyanza mendekat ke wajahnya sampai sesuatu yang basah menempel di bibirnya membuat seluruh aliran saraf Athaya meningkat hingga debaran jantungnya juga meningkat.

Yang mulanya hanya menempel mulai terasa menuntut ketika Athaya merasakan kedua tangan Gyanza merengkuh wajahnya. Athaya tidak tahu harus apa ia hanya mengikuti pergerakan bibir Gyanza yang membuat perutnya serasa diaduk. Ciuman lembut itu berubah agak tergesa-gesa. Setelah beberapa saat Athaya merasa kehabisan napas ia mulai menjauhkan wajahnya.

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang