Boleh komen tiap paragraf gak? Biar rame... sepi banget komennya
Pada akhirnya mereka berenam pergi ke rumah Gyanza, Athaya sampai berdecak kagum mengamati rumah Gyanza yang tampak elegan dan mewah tentunya. Rumah yang di dominasi dengan nuasa hitam dan bergaya kontemporer abad-21.Lalu kini, mereka berada di taman belakang untuk barbeque. Mereka membeli banyak daging mulai dari daging sapi biasa sampai wagyu A5.
Setelah memanggang daging mereka berlesehan di rumput taman belakang dengan daging yang sudah dibakar, berbagai cemilan, side disk dan minuman mereka.
Mereka duduk melingkar dengan Athaya disamping kirinya adalah Alden lalu samping kiri Alden adalah Bombom, sampai kiri Bombom ada Vanilla di ikuti Alex dan kemudian Gyanza yang jadinya berada disamping kanannya.
"Gimana kalo main Truth Or Dare?" Usul Bombom.
"Males banget, hidup lo gitu-gitu aja Bom." Ledek Alden
"Asem lo!"
"Ayok! Kan ada Athaya! Kita belum tau apapun tentang dia kan?" Ujar Vanilla dengan penuh semangat. Athaya tersenyum kikuk. Mati dia.
"Pulpen mana?"
"Aduh... gue tuh sekolah bawa diri aja, La." Kekeh Bombom. Ia memang suka memalak pulpen teman-teman perempuannya. Bombom heran spesies hawa rajin sekali membawa peralatan tulis ketimbang spesies adam.
"Pake botol aja tuh." Alex menunjuk botol soda kosong milik mereka.
Vanilla menaruh botol itu di tengah mereka."Kita mulai ya? Kalo engga mau terima truth atau darenya kena hukuman, oke?
Athaya meneguk salivahnya, semoga ini bukan suatu hal yang buruk untuk dirinya.
Botol berputar dan ujung botol itu mengarah ke Gyanza. Gyanza sendiri sejak tadi memang diam saja. Sudah menjadi kebiasaanya, mematung seperti patung.
"Wih, lo mau apa Truth or dare?" Tanya Alden.
Gyanza tampak menutkan alisnya,"Truth."
"First impression lo soal Athaya?" Tanya Vanilla semangat. Athaya yang dibawa-bawa langsung menatap Gyanza dengan lekat menanti jawaban laki-laki itu.
"Annoying."
Athaya ternganga mengdengar jawaban itu,"Yaampun sabar ya,Haya. Gyanza otak doang encer tapi masih ada gobloknya."
Gyanza melempar kaleng soda yang kosong ke arah Bombom."Bacot."
"Secara cewek cantik kaya lo dibilang annoying." Ucap Bombom menaik turunkan alisnya menggoda Athaya.
"Buaya empang lo!" Tuduh Vanilla.
"Ayang beb cemburu?" Ledek Bombom.
"Najis! Amit-amit!"
"Oke,kita puter lagi!" Seru Vanilla memutar botol dan mengarah ke Alden.
"Asikq, Abang Alden mau truth atau dare nih?" Tanya Bombom.
"Najis dipanggil abang sama lo! Gue milih dare aja."
"Yaudah lo telpon Karina, terus bilang karin lo kok tepos." Pinta Bombom.
Alden mengambil kaleng dan melemparnya,"Anjing! Kena kaleng mulu gue!"
"Lo yang anjing, masa darenya begitu."
"Ya emang begitu lah!" Seru Bombom.
"Hahaha, gue ngikut Bombom aja, gue juga heran kenapa lo suka tu cewek." Ungkap Vanilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Ficção AdolescenteTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...