Setelah empat tahun berlalu sejak masa komanya. Athaya memutuskan menerima lamaran Gyanza yang bahkan sudah pria itu katakan sesaat setelah ia bangun dari tidur panjangnya.
Empat tahun merupakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan mental dan lainnya karena bagi Athaya menikah bukan soal cinta, tetapi soal tanggung jawab terhadap diri sendiri dan juga orang lain, yakni tak lain suaminya.
Tepat pagi tadi pernikahan mereka resmi berlangsung di salah satu kota besar di dunia. New york, hal ini karena Gyanza memutuskan pindah kemari yang mana pekerjaannya juga memang sekarang berlokasi di New York.
Empat tahun waktu yang cukup membuat semua masalah terselesaikan. Masalah dengan masa lalu kelam yang menghantui mereka. Ketika kehidupan mereka sudah stabil maka saat itu Athaya memutuskan menerimanya.
Omong-omong ada hal yang membuat Athaya takut. Sejak tadi ia berdiam di kamar mandi setelah membersihkan make up dan mengganti bajunya setelah acara resepsi mereka selesai pukul sembilan malam dan sekarang sudah menunjukan waktu pukul setengah sepuluh malam. Sedangkan, Gyanza ada di luar. Menunggunya.
Empat tahun ini mereka memang tinggal serumah, tetapi mereka tidak pernah tinggal dalam satu kamar yang sama. Hal ini cukup membuat Athaya grogi hingga berkeringat dingin.
"Mi amor, are you oke?" panggilan Gyanza langsung membuatnya terlonjak kaget. Athaya meneliti penampilannya sekali lagi di cermin.
Ceklek.
Athaya melangkah keluar dari kamar mandi. Ia melihat Gyanza yang ada di meja di kamar hotel mereka sedang merapikan sesuatu.
"Kenapa lama sekali, hm?" Gyanza berjalan mendekat. Reflek Athaya memundurkan langkahnya. Gyanza menaikan satu alisnya dan menampilkan wajah bingungnya. Ia meraih kedua tangan Athaya.
"Why? Aya kenapa?" tanya Gyanza dengan lembut sembari mengelus kepala Athaya dengan kedua tangannya.
"Sakit, hm? Kamu pucat." Gyanza menarik pelan dagu Athaya yang membuat Athaya mendongak. Gyanza memiringkan wajah Athaya untuk meneliti dengan baik-baik wajah istrinya.
"Kamu pucat banget."
Athaya mengigit bibirnya,"No, I'm Fine. Kamu mandi sana," ujar Athaya yang berharap Gyanza pergi mandi sehingga sesuatu itu bisa ditunda bukan?
Gyanza mengangguk,"Iya sekarang."
Athaya bernapas lega ketika Gyanza berlalu meninggalkannya, tetapi belum sedetik kelegaan itu berlangsung Athaya reflek berteriak ketika merasa tubuhnya terangkat.
"AKH! GY!"
"Mandiin, sayang."
Kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya.
BACA KELANJUTAN CERITA DIKARYA KARSA
LINK DIBAWAH INI:
EPILOG: https://karyakarsa.com/Gardiumleviosaaa/athaya-epilog
EPILOG 1: https://karyakarsa.com/Gardiumleviosaaa/ep-o-n-e-athaya
EPILOG 2: https://karyakarsa.com/Gardiumleviosaaa/ep-t-w-o-athaya
EPILOG 3: https://karyakarsa.com/Gardiumleviosaaa/ep-t-h-r-e-e-athaya
EPILOG 4:https://karyakarsa.com/Gardiumleviosaaa/e-p-f-o-u-r-athaya
ATAU LIAT LINK DIPROFIL DAN BISA CARI DIKARYA KARSA DENGAN USERNAME: Gardiumleviosaaa
ATAU CEK PROFIL BAGIAN PERCAKAPAN DISANA ADA LINKNYA YAK.
Pasti ada yang nanya kenapa bayar?
Xixi ga munafik buat cerita itu susah jadi mungkin kalian bisa memberi penulis kecil ini semangat dan support karya2nya.
Lagi pula aku tidak memaksa jika ingin sihlakan jika tidak tinggalkan komentar positif saja jadi aku mohon semoga tidak ada yang tanya2 lagi kenapa dipindah ke KK.
Selain itu ada sedikit part dewasa jadi aku pindahkan ke KK.
Terima kasih pengertiannya.
Sekali lagi aku tidak memaksa ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Teen FictionTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...