Gyanza memeluk Athaya setelah gadis itu bermimpi buruk. Gyanza yang tidak tenang beberapa hari ini meninggalkan Athaya, lantas mengajak gadis itu menginap di rumahnya dengan Athaya yang tidur di sebelah kamarnya.
"I'm here. It's okay. Kamu cuma mimpi, sayang."
Athaya menangis dengan keras sembari meremas punggung Gyanza dengan keras,"Semuanya salah aku, aku takut, Alin pergi karena aku."
"Engga sayang, listen to me." Gyanza menjauhkan badan Athaya dan merengkuh pipi Athaya dengan ke dua tangannya,"Semua yang terjadi udah seharusnya terjadi, engga ada salah kamu di dalamnya, hm?"
~¤~
Thang
Thang
Ayunan katana ke kanan dan ke kiri yang di lakukan Athaya semata-mata menangkis serang Katana Gyanza. Ya, mereka berdua sedang bertarung dengan Katana yaitu sebuah pedang bermata satu.
Salah satu metode untuk mengurangi kesedihan yang Gyanza anjurkan adalah dengan melampiaskan emosi yang terbelengu di hati.Gyanza memberikannya Katana dan mengajaknya bertarung. Dengan beberapa jam latihan mereka berdua akhirnya berduel.
Gyanza mengeluarkan senyum miringnya ketika mata pedang Athaya nyaris mengenai pipinya, tetapi Gyanza berhasil menghindar.
Langkah Athaya dengan pelan maju hingga membuat Gyanza memundurkan langkahnya. Athaya mengayunkan Katana itu lalu memutar tubuhnya dan hendak menebas kaki Gyanza dengan ia berjongkok, tetapi Gyanza dengan gesit meloncat dan menodong ujung pedangnya ke leher Athaya. Athaya menangkis pedang itu dengan cepat dan keras hingga membuat pedang Gyanza terpental. Gyanza sengaja mengalah.
"Jangan ngalah ih!" cebik Athaya.
Gyanza mendekat,"No, kamu hebat banget, Sayang."
Athaya memutar bola mata dengan kesal,"Kamu ya, jangan manggil gitu."
Gyanza terkekeh dan hal itu membuat Athaya terpana. Tingkat ketampanan Gyanza seolah meningkat seribu kali lipat.
"Engga perlu dilamunin gitu, aku di depan kamu loh." Gyanza mengelus pelan ujung hidung Athaya dengan ibu jarinya. Salah satu kebiasaan yang sering di lakukan oleh Gyanza.
"Siapa yang lamunin kamu!" elak Athaya.
"Lamunin cowok lain, hm? Aku sentil otak kamu nanti."
Athaya menatap heran,"Emang bisa nyentil otak?"
"Bisa."
Athaya dengan wajah menantang berkata,"Coba?"
Cup
Sebuah benda kenyal dan lembab menempel cukup lama di keningnya. Gyanza terkekeh karena Athaya mematung lalu mengacak gemas rambut kekasihnya.
"Mau lagi?"
Athaya mencubit pinggang Gyanza,"Itu diciuman namanya!"
"Nanti aku sentil beneran kamu nangis, sayang."
"Engga mungkin! Kamu lempar kaleng aja aku biasa aja tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Fiksi RemajaTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...