~¤~
"You have someone special right now, huh?" ujar seseorang disebrang sana.
(Kamu punya seseorang yang spesial sekarang?)
Gyanza mencengkram erat ponselnya. Ia melirik Athaya yang ada di sofa ruang tamunya yang sedang asik menonton film.
"What do you want?
(Apa yang kamu inginkan?)
"You think you can live happily? Remember, since you were born you will never be happy!"
(Kamu pikir kamu bisa hidup bahagia? Ingat, sejak kamu lahir kamu tidak akan pernah bahagia!)
"Don't play with me!"
(Jangan bermain dengan ku)
Gyanza mengeram ketika sambungan itu terputus. Nafas Gyanza memburu. Rasa marah melingkupi hatinya. Ia menatap Athaya lalu berjalan menuju ruang tamu.
"Siapa Gy?" tanya Athaya yang mengerutkan alisnya melihat rahang Gyanza yang mengeras.
Gyanza menggeleng lalu duduk disamping Athaya dan membawa Athaya ke dalam pelukannya.
"Nothing... Aya?"
Athaya mendoangak,"Iya kenapa?"
"Kamu harus tahu, aku sayang sama kamu."
Athaya membatu karena selama ini. Mungkin ini adalah kali pertama Gyanza benar-benar secara langsung mengatakan perasaanya.
Perasaan menggelitik diperutnya membuat pipinya juga bersemu.
"Ih! Kamu kenapa bilang gitu?" sungut Athata menutupi dirinya yang salah tingkah.
Gyanza tersenyum lembut dan merapikan helaian rambut Athaya,"Biar kamu tahu."
"Iya aku tahu kok."
"Iya biar lebih tahu lagi." jawab Gyanza.
"Ini pertama kalinya kamu bilang langsung kaya gitu!" Athaya memicingkan matanya,"Ini bukan pertanda apa-apa kan?"
Gyanza mengelus hidung Athaya dengan ibu jarinya,"Engga sayang."
"Terus ngapain bilang kaya gitu?"
"Kamu aneh banget, pacarnya bilang sayang malah gak suka." ucap Gyanza tak percaya.
Athaya nencebik,"Bukan engga suka, tapi aneh tahu!"
"Engga ada apa-apa sayang, aku cuma pengen kamu tahu aja hm?"
Athaya mengangguk,"Yaudah aku mau pulang, inget besok beli buku Gyanza kita minggu depan udah sekolah loh!"
"Akkkhhhh engga mau Aya, kamu disini aja dulu." Gyanza mengeratkan pelukannya.
"Aku mau pulang Gyanza, udah malem loh."
"Nginep aja disini, kamu dirumah juga sendirian kan?" Gyanza menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Athaya seiring dengan pelukannya yang mengerat karena tidak rela jika Athaya harus pulang. Rasanya ia selalu merindukan kekasihnya itu.
"Mana bisa gitu! Tar rumah aku dihuni sama hantu gimana?"
"Biarin aja, kamu bisa tinggal disini."
Athaya memutar bola mata dengan malas,"Itu mah maunya kamu!"
"Ayo nikah." ajak Gyanza.
Athaya mencubit pinggang Gyanza,"Kamu ngajak nikah kaya ngajak beli bakso depan gang tau?"
"Aku kangen..." lirih Gyanza.
Athaya menjauhkan dirinya dari Gyanza dengan paksa karena Gyanza memeluknya dengan sangat posesif,"Selama liburan tiap hari aku selalu kesini, masa masih kangen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Fiksi RemajaTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...