•~•~•
-Menangis itu soal mengatasi perkara perasaan bukan perkara keadaan-
"Bebaskan dia." Vanilla berkata sembari memcengkram kuat ponselnya menahan amarah.
Dilain sisi, Polisi gendut melihat sosok perempuan yang baru saja terlelap dari tidurnya."An-da yakin?"
"CEPAT LAKUKAN!"
Polisi gendut tersebut terkesiap dengan teriakan itu,"Siap."
Andai gaji menjadi polisi penjaga tahanan sebesar gaji mereka yang berpangkat. Ia tidak akan melakukan pekerjaan kotor diam-diam semacam ini. Untung tidak ada yang mencurigai karena barang bukti yang cukup akurat.
Polisi itu mematikan ponselnya berjalan ke sel tersebut, mengetuk-ngetuk jeruji besi dengan kunci."Bangun! Mau bebas kan?"
Athaya yang masih setengah sadar membuka matanya. Membalikan badan dengan posisi duduk. Menautan alisnya bingung Athaya membuka suaranya,"Eh? Duit mereka engga cukup nahan saya selamanya?"
Rahang Polisi gendut itu mengeras, tatapannya pun tidak bersahabat. Athaya keluar dari sel. Seorang polisi yang lain memberikan baju sekolahnya.
"Ambil aja, sumbangan dari gue buat polisi gendut ini." sungut Athaya melongos pergi keluar dari penjara tersebut.
Athaya menatap bingung dua orang pemuda di parkiran penjara melambai tangan padanya. Athaya mendekat untuk memastikan siapa mereka. Matanya membelak melihat Alden dan Bams.
"Lo berdua ngapain disini?!"
"Mau tidur!" ujar Bombom dengan cengirannya,"Ya mau jemput lo lah!"
Athaya menampilkan wajah kagetnya,"Ngapain jemput gue?"
Alden mendekat,"Ya sebagai rasa bersalah kita sama kelakuan Alex dan Vanilla."
Athaya mengangguk,"Tapi bukan salah kalian kan? Gak perlu repot lah."
"Udah lo ikut kita aja, udah malem kan?" ajak Bombom menarik Athaya memasuki mobil.
Alden pun memasuki mobil di bangku pengemudi dan Bombom disampingnya. Saat mobil itu meluncur membelah jalanan Athaya tersadar dan menatap aneh tumpukan tisu yang banyak di sampingnya.
"Ini siapa yang jualan tisu?"
"Ah itu! Gue beliin lo tisu kotak satu kardus, gue pikir lo bakal nangis-nangis." ucap Bombom santai.
Athaya menggelengkan kepalanya,"Nangis cuma ngatasin perkara perasaan bukan keadaan. Engga nyelesaiin apapun tapi nangis mulu itu bukan gue banget."
Bombom menoleh ke belakang dan mengacungkan jempolnya,"Lo emang top banget deh!"
"Lo engga ganti baju?" tanya Alden melihat dari kaca gantung di mobil.
"Lumayan sovenir dari penjara kan?" ucap Athaya acuh.
"Wah gue juga mau lah!" seru Bams.
"Yaudah sana lo masuk penjara, Onta."
"Lo mau ikut, njing? Yuk skuy bareng kita boking sel sebelahan." tawar Bombom penuh semangat.
"Ogah! Lo kata hotel." sungut Alden.
"Eh tapi tumpangan ini gratis kan? Gue engga bawa duit loh." ujar Athaya.
Bombom tertawa,"Yaampun masa sama temen sendiri perhitungan."
"Ya kalo temen macam lo yang apa-apa diduitin pasti perhitungan lah, onta!" ujar Alden kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Teen FictionTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...