10. Lebih Dekat

21.1K 2.2K 211
                                    


•~•~

Boleh komen tiap paragraf gak? Biar rame... sepi banget komennya

Setelah dua hari kejadian Athaya beserta Vanilla dan Gyanza menghapus semua video tersebut, Athaya langsung memblokir semua media sosial dan kontak Kennan sebelum meninggalkan pesan 'kita putus' pada Kennan.

Masa bodo dengan Kennan, Athaya ingin menikmati kebebasan tanpa Kennan, biarlah Kennan itu ia pikirkan nanti bagaimana kelanjutannya.

Bel pulang sudah berlangsung lima belas menit lalu, biasanya Athaya akan langsung pulang karena tidak memiliki aktivitas lain disekolah. Selain tidak memiliki teman untuk bermain atau mengobrol, ia juga bukan anak yang aktif dalam kegiatan sekolah ataupun ekstra sekolah.

Namun, kali ini berbeda, Athaya mulai dekat dengan teman-teman Vanilla, yakni Alden, Alex, Bombom dan juga Gyanza. Mereka benar-benar berbeda satu sama lain.

Alden, laki-laki itu ramah, orang yang easy going, mudah diajak bercanda, anak yang jail dan tentu teman yang suka berdebat dengan Bombom, Alden juga orang yang suka kompor di antara mereka. Alden selalu menjadikan Bombom target kejailannya.

Lalu ada Alex, laki-laki itu cukup mirip dengan Gyanza, tidak banyak tingkah, tetapi tidak dingin dan kaku, orang yang cukup bijaksana, dewasa dan sosok yang bisa dimintai nasehat.

Bombom, anak yang tengil, menyebalkan, suka bercanda, sangat tidak serius, anak yang garing, mudah dibodohi oleh Alden. Tentu juga, orang yang suka ribut dengan Alden. Satu lagi Bombom itu sangat narsis.

Gyanza, tentu cowok itu dingin luar biasa, menyeramkan, Athaya benar-benar baru menyadari Gyanza menyeramkan setelah tau bahwa tidak ada yang berani mengusik Gyanza. Bahkan, Divion anak yang terkenal nakal dan banyak tingkah disekolah mereka saja tidak berani melawan Gyanza.

Vanilla, sosok cantik dan menawan, ia sosok yang sadis, memikiki sikap ramah yang aneh dimana tentu keramahannya memiliki maksud tertentu, gadis sombong, angkuh, setidaknya itu pandangan orang lain pada Vanilla. Pada nyata Vanilla memiliki sikap baik yang Athaya sampai saat ini yakin itu memiliki maksud tertentu yang Athaya akan cari tahu.

"Anjir, lo nempelin ginian di pantat gue?!" Ujar Bombom mendelik kesal pada Alden yang menempelinya kertas note bertulisan 'lubang tai'

Mereka berenam saat ini duduk di pinggir lapangan basket yang sepi karena anak-anak lain tentu sudah pulang ke rumah mereka.

Alden tertawa,"Kan emang fakta, pantat lo emang lubang tai."

Bombom hendak memukul kepala Alden,"Ets... engga Kena!" Alden menghindar.

"Lo ya, gue bawa lo ke antartika terus gue suruh paus makan lo!"

"Antartika mana ada paus! Bego lo! Anak sd aja lebih pinter! sekolah sana lagi!" Alden meledek.

Bombom pun mengejar Alden, terjadi aksi saling kejar mengejar. Vanilla terkekeh."Gue bayarin deh lo masuk sd lagi Bom."

"Lah anjir lo dukung Alden? Lo harus mendukung manusia ganteng kaya gue dong!"

Vanilla menatap jijik Bombom,"Idih, gantengan anjing gue di rumah."

Bombom memasang wajah sedih,"Aaa Ayang Vanilla kenapa gitu! Masa gue disamain sama anjing lo! Kegantengan gue ini nanti marah lo sama lo!"

Alden menoyor Bombom,"Cukup, gue mual denger kenarsisan lo! Orang ganteng itu diakui bukan mengakui!"

"Gapapa, mending percaya diri dari pada insecure." Ujar Alex.

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang