35. Akhir semester

18.5K 2K 319
                                    








Kehidupan bahagia dan tanpa masalah adalah hal yang seminggu ini Athaya rasakan. Seminggu setelah acara ulang tahun Alin membuatnya semakin bahagia. Pertama Vanilla pergi ke singapur dan permintaan maaf Aviraz, Ibu Vanilla yang tidak tahu jika penyakit mental Vanilla tidak sembuh seperti pengakuan Vanilla.

Dua hari setelah ulang tahun Alin. Aviraz datang kerumahnya.

"Maafin, tante." Hal yang membuat Athaya terkejud adalah Aviraz bersimpuh di bawah kakinya yang sontak Athaya kaget dan memaafkan wanita paruh baya itu.

Athaya bukan pendendam baginya, dendam layaknya bangkai busuk. Disimpan semakin lama baunya semakin mematikan, disimpan seorang diri akan terciup oleh dirinya sendiri. Maka, dendam yang disimpan semakin lama akan hanya menghancurkan dirinya sendiri.

Hubungannya dengan Alex yang akrab layaknya teman. Athaya memilih tidak ambil pusing soal masalah yang lalu.

Lalu perubahan Gyanza. Athaya tersenyum mengingat moment malam itu.

"Kamu manja ya, Gy." ujar Athaya pada Gyanza yang menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Athaya. Mendusel-dusel hidungnya menyentuh permukaan kulit Athaya yang membuat bulu kudu Athaya meremang dan berjuta kupu-kupu di perutnya bertebrangan.

"Sama kamu aja, Aya."

"Iya lah sama aku aja bolehnya. Kalo sama cewek lain aku cekik nanti kamunya."

"Aya galak."

"Kamu lebih galak ya!" seru Athaya diiringi kekehan.

"Aya, dingin." Gyanza semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Athaya. Jantung Athaya? Sudah marathon sejak tadi.

 Jantung Athaya? Sudah marathon sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana hari itu memang hujan. Ditambah suasana mendung sehabis mereka belajar bersama untuk persiapan ujian. Gyanza seolah menjadi makluh menjelma menjadi perangko karena tidak mau lepas darinya.

"Gy, aku mau pulang."

Gyanza melepaskan pelukannya,"No..." rengeknya.

"Udah malem lo, Gy."

"Engga mau Aya, aku engga mau."

"Besok kan ketemu lagi." ujar Athaya sembari mengelus surai rambut Gyanza.

"Sedetik aja aku kangen." cebik Gyanza kesal.

"Tapi kan aku harus pulang." ucap Athaya lembut.

"Aaa, No... Aya... engga mau." Gyanza kembali memeluk Athaya dengen lebih erat.

"WAKTU HABIS, KUMPULKAN SEKARANG." dagu Athaya yang bertupu pada tangannya hampir menghantam meja karena ia terlonjak kaget.

Athaya lantas bangkit mengumpul kertas ulangan harian di hari terakhir ini dengan mata pelajaran fisika.

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang