3. Birthday Party

28.6K 2.6K 134
                                        

Boleh komen tiap paragraf gak? Biar rame... sepi banget komennya

Athaya menatap pantulan dirinya di cermin, ia menggunakan dress selutut berwarna merah maroon, dress tersebut menampilkan bahu Athaya, ia menggerai rambutnya setelah ia catok curly di bagian bawahnya saja. Untung saja ia memiliki dress baru yang belum terpakai untuk pesta. Setelah insiden di butik tadi siang, ia tidak jadi membeli dan langsung diantar pulang oleh Gyanza.

Kennan, laki-laki itu tampaknya sangat babak belur, untuk tidak sampai masuk ICU, sejak tadi pun telephone Athaya terus berbunyi, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya kali ini. Sehari saja Athaya ingin sedikit ketenangan di hidupnya.

Athaya hendak mengambil tasnya di tempat tidur, lalu seseorang memasukin kamarnya."Lo engga angkat telephone Kennan?"

Athaya menoleh kearah pintu,"Biarin aja."

"Dia ngancem aku," Setelah mengatakan itu, Alin, adik Athaya berlalu pergi. Athaya menghela napasnya.

Kennan benar-benar kurang ajar. Meskipun ia kesal akhirnya ia mengangkat telephone Kennan.

"GILA YA LO!!! LO MAU GUE MATI HAH?! NGAPAIN LO NINGGALIN GUE GITU AJA?! BERASA ADA YANG LINDUNGIN LO?! INGET ATHAYA GUE BISA--"

"BISA APA HAH?! ANCEM AJA TERUS GUE! GUE MUAK ANJING!!!"

"OH LO BERANI NGELAWAN?!?! MAU GUE--"

"MAU APA LO?! STOP YA NAN, INI URUSAN GUE AMA LO JANGAN BAWA-BAWA ORANG LAIN!"

"LO TAKUT KAN?! LO EMANG GAK BERDAYA YA, CUMA GUE YANG BISA NOLONGIN LO!!! JANGAN SAMPEK KESABARAN GUE HABIS LO TAU AKIBATNYA!!! SEKARANG JENGUKIN GUE!!!"

Athaya terdiam, ia benci menjadi lemah begini, sungguh, dulu dia anak tomboy semasa smp, bahkan banyak anak yang tidak berani mengusiknya, semasa smp Athaya sekolah di sekolah negeri yang sangat marak akan pembullyan, akan tetapi ia kini menertawakan dirinya sendiri karena selalu tidak berdaya seperti ini. Memalukan.

Satu notifikasi mampu membuat bulu kuduk Athaya merinding, selalu hal ini mampu membuatnya tidak berani melawan.

Bergegas Athaya mengganti pakiannya, ia akan menjenguk laki-laki itu sebentar sebelum menghadiri pesta Vanilla, di mobil tadi ia sudah berjanji pasti akan datang.

~•~•~

"Haya udah dateng?" Tanya Kennan sesaat setelah Athaya sudah memasuki ruangan rawat pria itu.

Lo udah liat pakai nanya! Tolol banget, umpat Athaya tentu di dalam hatinya sendiri.

Athaya tersenyum palsu, menaruh buah-buahan di meja yang tersedia.

Kennan membuka kedua tangannya untuk meminta Athaya memeluknya, jujur ia malas sekali memenuhinya. Namun mau tidak mau ia tetap memeluk laki-laki itu.

Pelukan Kennan terasa mengeras dan membuatnya sesak."Lepas, Nan."

"Inget Ya, gue bisa aja buat lo hancur sekarang." Ancam Kennan, Athaya menyentakan pelukannya.

"Gue udah ikutinkan kemauan lo? Stop ancem-ancem gue!" Ucap Athaya sedikit berteriak, sunggu emosi sekali menghadapi setan satu ini. Terbesit keinginnan untuk memanggil pengusir setan siapa tahu Kennan langsung menghilang bukan?

"Suapin gue!" Perintah Kennan tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.

Dengan malas Athaya mengambil makanan yang sudah tersedia, lalu menyuapi Kennan dengan paksa, laki-laki setan itu tampak tersenyum puas bahkan ketika selesai itupun laki-laki itu senyum-senyum sendiri.

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang