"You're oke?" Gyanza menatap panik Athaya yang terhuyu kedepan dan untung saja kepala Athaya tidak membentur dashboard dengan keras.
"I'm fine." Athaya terengah karena cukup terkejut.
"Who are they?" Athaya menatap takut ke samping jendela Gyanza. Terdapat lima orang berseragam hitam dan berkaca mata.
"You have to go." ucap Gyanza serak sembari melepas seatbelt Athaya
"Maksud kamu apa Gyanza?" tanya Athaya tidak percaya.
"Leave me and hide, honey."
Athaya menggeleng dengan yakin,"Engga, aku gak mau kamu sendiri."
Gyanza menghela nafas,"Aku engga tau mereka siapa dan mau mereka apa, tapi aku tau ini semua tentang aku."
"Aku bukan tentang kamu?" tanya Athaya dengan kesal.
"Bukan—"
Brak
Gyanza mengumpat ketika kelima orang tersebut mengepung mobilnya dan satu orang lagi memukul kaca cendelanya dan untung saja kaca mobilnya mahal sehingga tidak mudah retak.
"Kamu diem disini, oke?" Gyanza mengelus kepala Athaya dengan kedua tangannya.
Belum sempat Athaya menyahut Gyanza sudah keluar dari mobil dan mulai menghajar orang-orang tersebut.
Athaya membelak tak percaya, ia kelusr dari dalam mobil. Gyanza yang mendengar mobil tertutup menoleh,"Athaya?!"
"Kamu engga bisa sendiri Gyanza!" Athaya berteriak. Seseorang datang menghampiri Athaya dan hendak memukuk gadis itu. Athaya dengan gesit menghindar dan lantas menendang kemaluan pria itu.
Gyanza tersenyum, ia tahu Athaya bukan gadis yang penakut, tetapi tetap saja ia merasa bangga Athaya seberani itu.
Gyanza lantas kembali bertarung dengan empat orang dan seorang lagi melawan Athaya.
Athaya dengan gesit menangkis berbagai pukulan yang menyerangnya. Ia memukul perut dan juga membogem pipi pria bermasker hitam itu.
Bugh
Athaya meringkis ketika sudut bibirnya terkena. Ia menatap nyalang pemuda itu dan dengan cepat ia menendang dada pria itu hingga tersungkur. Athaya berdecih sinis sebelum menginjak dengan kuat dada pria itu.
Gyanza sudah melumpuhkan dua orang dengan membuat pergelangan tangan dan kaki mereka patah. Ia menatap tajam dan mengintimidasi dua lawannya yang sudah kewalahan, sementara dirinya masih terluka sedikit saja di pipi dan pelipisnya mengeluarkan sedikit darah karena beberapa saat lalu dipukul ke badan mobil.
Gyanza menghindar serangan pria satunya dengan cepat ia menendang lutut pria itu. Pria lainnya mencari celah untuk memukul Gyanza, tetapi Gyanza dengan mudah menebak pergerakannya dan memelintir tangan pria satunya dan mematakannya.
Pria yang tangannya patah tersungkur dengan tidak berperasaan Gyanza menginjak tangan tersebut. Lantas selang sedetik saja ia juga melayakan pukulan kepada satu pemuda yang masih bisa bertahan itu. Ia mendekat, menarik kerah kemeja pria itu dan membawa kepala pria itu untuk dipukul ke badan mobil.
Semuanya tumbang, Gyanza dengan tergesa menghampiri Athaya yang masih menginjak orang misterius itu. Ia menarik Athaya dan membawa gadis itu ke pelukannya.
"I'm sorry."
"Its okay, i like it."
Athaya tahu Gyanza merasa bersalah sudah membuatnya berada di situasi seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Teen FictionTEENFICTION - DARK - SWEET [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Athaya Lilly Kalinara. Gadis kuat, tanguh, pemberani, baik hati, bijak dan dewasa sempat terkukung dalam suatu hubungan tidak sehat dengan seorang Kennan Abaranaka karena suatu alasan ia menjadi so...