Lolipop

2.3K 297 5
                                    

--- Di taman sekitar apartemen Taeyong ---

Semilir angin menerpa surai hitam Taeyong yang terurai indah saat ia menapaki jalan setapak di sebuah taman yang selalu ia datangi dengan sengaja. Kedua tangannya ia rentangkan seakan memberi keseimbangan agar ia tidak terjatuh saat sesekali iseng melompati jalan itu. Ia benar-benar menikmati kegiatan yang ia ciptakan sendiri.

"Satu.... Dua.... Tiga...." Ia menghitung tiap lompatan yang telah ia tapaki. Tingkahnya memang sangat lucu dan sedikit kekanakan. Saat ia melompat pada lompatan yang kelima, tak sengaja ia menoleh ke sudut taman. Ia mengernyitkan kening lalu menyipitkan pandangannya berusaha menyelidik dan memastikan sesuatu yang ia lihat. Pemandangan yang tidak asing, pikirnya.

Taeyong melihat pria itu lagi. Ya, pria yang dulu ia curi permen kapasnya saat si pria sedang tertidur tidak sadar. Taeyong pelan mengendap mendekati sosok pria itu. Kali ini dia memakai stelan jas yang serba hitam dengan kemeja putih tampak menyembul dari dalam. Tak lupa, maskenya juga berwarna hitam namun kali ini ia tidak memakai topi. Sehingga dapat Taeyong lihat rambut lebat hitamnya yang tersisir rapi dan tertata begitu menawan. Dari segi penampilan dapat Taeyong pastikan dia sedang menunggu orang yang sangat berharga bagi pria itu.

Kondisi si pria kali ini sama saja saat pertama kali Taeyong menemukannya di taman itu. Duduk dan tertidur pulas dengan punggung kokoh bersandar pada kepala kursi panjang yang tersedia di sana. Tidak lupa ia juga tetap sambil memegang sesuatu yang membuat Taeyong menelan ludah lagi. Kali ini Lolipop yang sangat besar masih terbungkus utuh di tangan kiri si pria.

"Sangat menggiurkan, dari warnanya dapat ku pastikan rasanya sangat manis dan gurih," gumam Taeyong pelan. Dengan langkah kecil-kecil dan sangat pelan Taeyong beralih ke sisi kiri si pria. Dia benar-benar nekat. Kalian sudah pasti tahu kan, kenapa ia berpindah ke sisi kiri? Perencanaan dan niat pencurian kali kedua. Bukan kah anak ini benar-benar kriminal?

"Tak apa aku akan mengambilnya lagi saja. Maafkan aku paman. Hihihi.... Kau yang salah dua kali berada dalam mimpi ku dengan membawa makanan yang tidak mungkin aku sia-siakan. Dan juga... daripada orang lain yang mengambilnya. Lebih baik aku saja bukan? Lihat, aku sangat kurus dan butuh banyak energi."

Matanya ia buat sayu seakan memelas minta dikasihani. Taeyong berdialog sendiri dan membuat alibi sendiri, gadis ini benar-benar drama sekali sampai mengatakan ia kekurangan energi dan kurus. Dengan lembut ia menarik gulali itu agar si pria tidak terbangun. Bisa gawat kalau ia terbangun, habislah aku. Batin Taeyong yang ternyata punya rasa was-was juga.

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

"Tae, tunggu sebentar." Irene memanggil Taeyong yang melintas dari depan ruangannya saat jam pulang kerja. "Tolong antarkan Cluth Bag pak Jaehyun, ya." Pinta Irene memelas.

"Tadi ketinggalan di ruangannya karena bos buru-buru menuju rumah sakit. Ku mohon Tae, aku benar-benar tidak sempat untuk mengantarkannya." Irene menyerahkan benda itu pada telapak tangan Taeyong. Ia juga sedikit menjelaskan bahwa dia tidak sempat lagi mengantarkan cluth itu karena pacarnya Suho  sudah menunggunya di lobby. Mereka sudah punya janji akan makan malam bersama antar dua belah pihak keluarga.

Mata Taeyong membola tiba-tiba disodori benda itu terlebih setelah tahu siapa pemilik yang Irene maksud. "Aah... iya Kak tidak apa. T-tapi, apa bos tidak marah kalau aku yang akan mengantarkannya langsung? Kakak tahu kan bos kurang menyukaiku karena kejadian kemarin? Menatapku saja dia tidak ingin." Taeyong cemberut sedih.

"Kau tenang saja, keadaan seperti ini pasti ia akan menerimanya. Beruntung kau masih mau mengantarkannya Tae. Aku juga akan mengirim pesan pada bos bahwa aku tidak sempat dan kau yang akan ke sana. Aku juga akan meminta maaf padanya."

Jeje Bossy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang