Taeyong menempelkan telapak tangannya di kening si wanita.
"Syukurlah demamnya sudah turun" gumam Taeyong pelan. Lalu ia membereskan kompres handuk dan beberapa barang yang berserakan di kamar itu. Ia sangat lelah lalu duduk dan tertidur di samping ranjang.
Sekitar pukul 9 malam si wanita terbangun. Dengan susah payah iya mendudukkan tubuh lemahnya. Tersenyum menatap Taeyong yang tertidur di samping ranjangnya. Dengan lembut ia mengelus pucuk kepala gadis itu "Kau pasti sangat lelah sayang"
Ia menuruni ranjang dan berjalan gontai menuju lantai bawah. Diambilnya air hangat lalu meminumnya sedikit demi sedikit sambil duduk di sofa. Matanya menerawang dan sesekali menghela nafas panjang.
Beberapa saat kemudian tampak Jaehyun melangkah mendekat padanya. Anak lelakinya itu baru sampai rumah.
Dengan erat Jaehyun langsung memeluk si wanita. Satu-satunya orang yang paling ia sayangi dan miliki saat ini. Sang mama hanya tersenyum lemah.
Jaehyun merebahkan kepalnya di pangkuan sang mama yang disambut elusan hangat di kepalanya. Ia menghadapkan wajahnya ke perut wanita yang sudah membawanya dalam kandungan selama 9 bulan itu dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
Dapat wanita itu rasakan tubuh jaehyun yang bergetar. Ia tersedu namun terlalu malu untuk dilihat sang mama.
Mata wanita itu pun sudah mengkilat menampilkan butiran air mata yang siap terjatuh.
"Je...... mama hanya ingin melihatmu bahagia. Mama hanya ingin pergi setelah melihatmu tersenyum bahagia. Mama sangat sayang pada anak lelaki mama semata wayang ini" ia tersenyum sambil meneteskan air mata dan terus mengelus kepala dan punggung jaehyun yang semakin bergetar.
"Kemarin mama bermimpi berjumpa papa. Ia mengulurkan tangannya. Ia sangat bercahaya dan tampak bahagia. Mama gapai tangan papa, papa tersenyum menunjukkan betapa ia sangat merindukan cinta pertamanya ini. Namun kemudian dengan lembut mama melepas genggaman itu. Not now, Papa." Ia sudah tak tahan lagi. Air matanya mengalir deras mengenai pipi kiri Jaehyun.
"Maaa.......... No. I need you Ma" Jaehyun mengeratkan dekapannya di pangkuan sang mama. Ia sangat tidak ingin kehilangan sang mama namun ia juga tidak tega melihat penderitaan si wanita yang terlalu lemah untuk melawan penyakit dalam tubuh ringkihnya setiap hari.
Sejenak dalam isakan tangisnya kembali ia mengenang semua kenangan bersama sang papa dan mama. Tawa canda mereka dengan wajah yang masih sangat muda menimang-nimang dirinya saat akan tidur atau saat jaehyun merengek manja. Jaehyun anak semata wayang yang sangat tampan. Dididik dan dibesarkan dengan kasih sayang. Tak kekurangan apa pun.
Taeyong yang tidak sengaja menyaksikan kesedihan ibu dan anak lelaki itu dari tangga. Dia hanya ingin memastikan si wanita baik-baik saja setelah melihat ranjang yang kosong. Pelan-pelan iya kembali ke kamar si wanita dan duduk di tepi ranjang seperti semula. Aku tidak boleh lancang mendengar semuanya.
"Berterimakasihlah pada Taeyong. Dia yang menemukan mama pingsan di toko roti dan merawat mama seharian ini di rumah. Mama sudah bosan suasana rumah sakit."
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Pelan Jaehyun membuka pintu kamar itu. Didekatinya gadis yang kini berusaha terlihat sedang tertidur pulas dan mengatur nafasnya normal. Wajahnya sangat imut seperti bayi yang polos.
Jaehyun merebahkan tubuh kecil Taeyong di kamar tamu. Taeyong masih dengan posisi berusaha terlihat tidur sealami mungkin dengan degup jantung yang tidak karuan. Dapat ia rasakan rengkuhan tangan Jaehyun yang kekar. Aroma tubuh yang khas dan deru nafasnya yang mengenai wajah Taeyong.
Lalu Jaehun mengecup kening Taeyong dengan lembut. Dia sangat berterimakasih pada Taeyong yang sudah mau merawat mamanya. Ini di luar dugaan, hati Taeyong menjerit tak karuan.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Bonus, cul bgt 🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje Bossy Boss
FanfictionSesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat. Jaehyun mendekat dan meraih kotak pink itu "Kue tidak berguna"...