Sesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat.
Jaehyun mendekat dan meraih kotak pink itu "Kue tidak berguna"...
Acara pertunangan sudah selesai, kini mereka menuju private room yang telah Jaehyun pesan di hotel tersebut.
Di sana sudah tersedia berbagai jenis makanan.
Taeyong masih tampak penuh tanda tanya. Kini ia selalu lengket pada kedua orang tuanya. Dia sangat rindu dan ingin dimanja.
Sambil menikmati makanan yang tersedia dengan santai. Taeyong memulai pembicaraan.
"Biar aku yang mulai bertanya." Taeyong menatap kedua orang tuanya lalu Jaehyun dengan tajam.
"Ini semua rencana siapa dan tolong dijelaskan!" pintanya berusaha seperti orang tegas yang sedang marah.
Kedua orang tua Taeyong terkekeh dikuti mama Jaehyun.
"Jelaskan, Nak" mama Jaehyun.
"Kau mau tahu dari mana Sayang? Biar aku jelaskan" Jaehyun meneguk minumannya.
"Semua... semuanya. Dari awal sampai detik ini. Kalian bersekongkol di belakangku." Ia memasang wajah kesal sementara yang lain hanya tertawa melihat kekesalan Taeyong.
"Well... pertama, aku benar-benar jatuh cinta padamu. Kedua mama juga menyukaimu. Ketiga, aku ingin serius padamu. Ke empat, tak ingin berlama-lama aku dan mama menjumpai keluargamu di Swiss. Meminta izin untuk dapat berhubungan baik dengan anak gadisnya dan akan menikahinya sesegera mungkin. Syukurnya mereka setuju" Jaehyun menjelaskan lalu di potong oleh Taeyong.
"Swiss? Bukannya ke Polandia ke kediamannya Hwasa?" tanya Taeyong heran.
"Aku hanya menyuruh bapak penjaga rumah mengatakannya kalau kau datang bertanya. Kau gampang sekali kena tipu. Kau harus waspada kalau ada seseorang yang memberimu permen di jalan." Jaehyun meledek Taeyong.
"Lanjutkan" perintah Taeyong acuh dengan bibir yang mulai cemberut merasa kesal dengan yang dikatakan Jaehyun memang benar ia terlalu mudah untuk ditipu.
"Ke lima, aku dan Hwasa berteman baik dari kecil dan punya janji akan menikah bersamaan saat dewasa. Namun sepertinya dia akan mendahului ku jika kau menolak ku ajak menikah 2 bulan lagi. Bagaimana?" tawar Jaehyun menggoda Taeyong.
"Iihh... mama lihat Jaehyun ma. Mengajak menikah saat begini. Tidak romantis sama sekali." kesal Taeyong mengadu pada mama Jaehyun.
Mami Taeyong malah meledek anaknya "Terima saja Yongie, kan kau sudah bilang pada mamih kau hanya cinta pada bosmu. Si Jung Tampan Jaehyun. hahaahah"
"issss... mami. Jangan dibongkar" Taeyong semakin kesal bercampur malu. Mereka semua tertawa.
"Ke enam, Aku meminta bantuan Irene. Kau menyukai semua yang kau pilih bukan?"
"Hu um... " Taeyong mengangguk malu-malu dan terharu.
"Ke tujuh, hari ini pernikahan Hwasa di tunda karena alasan yang mendesak menjadi 2 bulan lagi."
Taeyong mengangguk-mengangguk paham dan terharu. Ia meraih tangan Jaehyun di bawah meja dan menggenggamnya erat.
"Thank you for choosing me" bisiknya pelan dengan mata yang berbinar.
Telinga Jaehyun pun memerah melihat wajah dan mendengar bisikan Taeyong.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Esoknya, tanpa sengaja Taeyong melihat struk belanjaan dari paper bag yang Jaehyun bawa bersama gaunnya kemarin. Disana tertulis pembayaran atas nama Jung Jaehyun. Taeyong merasa bersalah dan air matanya menetes. Dia menyesal karena sudah memuja-muja suho di depan Jaehyun dan merengek padanya meminta seperti yang Suho lakukan pada Irene. Nyatanya itu semua untuk dirinya (0.0)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ya, Black Card yang Irene pakai adalah milik Jaehyun untuk melengkapi semua kebutuhan Taeyong.
Aku akan sangat menghargai dan berterimakasih pada kalian yang sudah mau Vote, Comment dan Follow 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🥰🥰🥰 God Bless....