Hari ke lima Jaehyun sudah bekerja kembali. Taeyong memutuskan untuk bersikap biasa. Dia tidak ingin dianggap cinta bertepuk sebelah tangan, ia terlalu cantik untuk mengemis.
Ia akan menghindar jika berpapasan dengan Jaehyun atau ia akan pura-pura sibuk bekerja atau berdiskusi dengan staf lain.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
"Hey kenapa menghindariku hmm...?" Jaehyun menarik tangan Taeyong yang melengos di hadapannya saat di parkiran kantor.
Taeyong menatap genggaman tangan Jaehyun di pergelangannya "Lepas...!" perintahnya tanpa menatap Jaehyun. Ia mengeraskan tulang rahangnya.
Jaehyun langsung menarik tubuh mungil Taeyong ke pelukannya. Mengecup-ngecup kepala Taeyong. Taeyong yang benar-benar rindu dan sangat sayang pada Jaehyun tidak tahan lagi dan mennagis di pelukannya. Ia memukul kuat dada Jaehyun.
"Kau jahat!" tangisnya.
Jaehyun menahan semua pukulan Taeyong. Ia memang salah.
"Ssttt..... aku salah aku jahat. Aku akan menjelaskan semuanya Tae." Jaehyun berusaha menenangkan Taeyong dan menangkap pukulan Taeyong yang siap mengenai dadanya. Setelah dibujuk dan malu di lihat beberapa staf yang lewat, Taeyong pun menurut pada Jaehyun untuk mendengarkan penjelasannya dulu.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Kini mereka sampai di apartemen Taeyong. Taeyong masih kesal namun bahagia Jaehyun mau bertemu dengannya. Dasar bucin Taeyong.
Jaehyun membuka jas dan menaruhnya di sisi sofa. Taeyong sendiri sudah berganti pakaian rumah. Rambutnya di ikat asal menguncir.
Kini mereka duduk berhadapan di meja makan. Jaehyun meneguk minuman yang Taeyong sajikan. Ia mengeluarkan sebuah benda.
Taeyong meraih benda itu. Membacanya baik-baik. Di sana tertulis. Kami yang berbahagia Loco & Hwasa. Taeyong mengulum bibirnya. Menatap Jaehyun penuh tanya.
"Sudah terjawab gosipnya?" Jaehyun memiringkan senyumnya.
Jaehyun mengambil undangan itu lalu memukulnya pelan ke dahi Taeyong dan tertawa.
"Awhhh.... Sakit Jung Jaehyun!" ia mengelus-elus dahinya.
Lalu tiba-tiba tawa Jaehyun berhenti saat mata bulat Taeyong menatapnya tajam dan sinis. Ada kilatan di sana.
"Lalu kau kemana saja selama ini?" selidik Taeyong. Tidak mengabariku sama sekali! Ingin sekali ia menyambung kalimat itu. Tapi ia masih ragu dengan hubungan mereka sebenarnya.
"Ke Swiss..."
"Bukannya Polandia?"
"Bisa jadi." jawab Jaehyun datar dan tanpa dosa.
Taeyong merasa dipermainkan dengan jawaban yang ambigu ia pun marah. Ia bangkit dan memasuki kamarnya. Ia benar-benar kesal melihat wajah Jaehyun. Ia membanting pintu kamarnya.
Braakkk.....
Jaehyun hanya menggeleng. Sepertinya ia harus terbiasa dengan sifat kekanakan Taeyong. ia berjalan mengetuk pintu kamar Taeyong. Tidak ada jawaban ia membuka pintu itu pelan. Menjulurkan kepalanya ke dalam "Baby ... kalau sudah selesai marahnya aku pulang ya."
Taeyong yang bersembunyi di dalam selimut menjawab dengan suara samar "Go ahead and don't call me baby cause I am not your baby or your GF!"
Oh shit.... Taeyong bodoh, itu penuntutan namanya. Kau benar sangat kelihatan ingin di anggap pacar. Tamatlah harga drimu.
Jaehyun tersenyum "Yes, you are not my Girl Friend. But ...."
Jaehyun berjalan mendekati ranjang Taeyong "..... will be my wife and have a baby. I am too old make a relationship between boy and girl. I am a man not a boy anymore." Jaehyun menarik selimut yang menutupi tubuh Taeyong.
Taeyong menarik lagi selimut yang tertarik itu. Wajahnya sudah memerah mendegar kalimat singkat padat Jaehyun barusan. Demi apapun, mungkin mulut Jaehyun terbuat dari sarang madu. Sangat manis dan romantis sekali, pikir Taeyong.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje Bossy Boss
FanfictionSesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat. Jaehyun mendekat dan meraih kotak pink itu "Kue tidak berguna"...