"Taeyong...." pekik mama Jaehyun girang menghampiri Taeyong di ruang kerjanya membuat semua orang berdiri lalu menunduk menyapa mama pemilik perusahaan tersebut. Nyonya besar.
"Nyonya... apa yang anda lakukan di sini?" Taeyong berdiri dan langsung dipeluk oleh si wanita.
"Ah.... Mama hanya singgah sebentar dan ingin makan bersamamu sayang. Bosmu terlalu lama bertindak."
Doyoung, Mark dan Sungchan saling tatap dengan mata melotot kebingungan mendengar kalimat si wanita. Siapa Taeyong sehingga terlihat sangat akrab dengan mamanya si bos. Begitulah pikiran mereka saat ini. Terlebih Mark yang tidak dapat menyembunyikan ekspresi herannya, sampai-sampai dagunya terjatuh. Segera tutup mulutmu Mark.
Mama Jaehyun membawa Taeyong menuju ruangan pribadi anaknya di sana.
"Nyonya..." Taeyong merapatkan bibirnya imut dan menggeleng tidak mau .
"Tidak apa Tae, jangan takut. Ayo masuk" menarik Taeyong.
Tampak Jaehyun menghentikan fokusnya dari buku di hadapannya. Memandang dingin pada Taeyong. Ingat, dua hari yang lalu mereka saling memberi tatapan benci perkara gula.
"Buang tatapan dinginmu itu Je. Pantas saja tidak ada wanita mau mendekatimu" sinis mama Jaehyun.
Tanpa sadar Taeyong mencibir lucu pada Jaehyun. Sejak kejadian kopi dan gula kemarin ia benar-benar sudah pasrah apabila dipecat. Dia sudah tidak ada harga dirinya lagi. Percuma bermanis-manis. Masih banyak perusahaan lain yang lebih bagus dan ingat, Taeyong masih sangat muda untuk bebas melamar pekerjaan yang ia sukai.
Beraninya, pikir Jaehyun. Tapi dia menikmati ekspresi imut Taeyong walau yang diejek Taeyong adalah dirinya sendiri. Taeyong sangat menggemaskan. Jaehyun baru menyadarinya.
Mama Jaehyun membuka kotak makanan yang ia bawa dari rumah. Menyuguhkannya pada Taeyong dan tak lupa Jaehyun sudah duduk di sebelahnya.
Semalam sang mama memang sudah merencanakan makan siang bersama anak lelaki dan Taeyong gadis manis yang langsung ia sukai sejak awal jumpa di rumah sakit. Baginya Taeyong itu sangat polos dan tulus melakukan apa pun. Insting seorang Ibu, mungkin.
Selama menikmati masakan itu, dapat Taeyong rasakan kasih sayang mama Jaehyun padanya. Terkadang ia disuapi dan di sodorkan semua jenis masakan untuk di cicipi. Taeyong jadi merindukan sosok Mamihnya yang jauh di negeri seberang. Terlebih mama Jaehyun menyuruhnya memanggil "Mama" bukan nyonya. Supaya tidak ada jarak diantara mereka, katanya.
Taeyong dan wanita itu adalah tipe orang yang gampang bergaul.
Kenapa wanita sebaik dan secantik ini dapat melahirkan anak berkepribadian iblis seperti Jaehyun ya?, pikir Taeyong sambil memberi tatapan sinis pada bosnya itu.
Melihat antusias sang mama dan respon baik yang diberikan Taeyong, Jaehyun hanya tersenyum dalam hati. Mulutnya terlalu berat dan gengsi untuk ikut tersenyum bersama dengan canda tawa dua wanita di hadapannya itu.
Sesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje Bossy Boss
FanfictionSesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat. Jaehyun mendekat dan meraih kotak pink itu "Kue tidak berguna"...