Pukul lima pagi Jaehyun bangun dan segera mandi lalu mempersiapkan sarapan untuk Taeyong. Ia berharap Taeyong sudah membaik pagi ini.
Jaehyun menyiapkan nasi putih, gyeran jjim, sukju namul, beberapa jenis rasa roti bakar, jus buah dan susu. Jaehyun pikir itu sudah lebih dari cukup untuk menu sarapan sederhana di rumah.
Ia menyajikannya rapi pada meja makan apartemen Taeyong. Jaehyun memasuki kamar Taeyong. Melangkah pelan. Membuka gorden kamar Taeyong.
Taeyong merasa terganggu oleh sinar cahaya yang mengenai kelopak matanya, ia terbangun menggeliat dan menguap. Ingin rasanya Jaehyun menerkam keimutan Taeyong barusan.
Ia mendekati Taeyong. mengecup pipinya pelan "Guten Morgen... Lee"
Taeyong mengusap-usap matanya "Morning Je."
Merentangkan tangan ingin dipeluk. Langsung saja Jaehyun memeluk gadis manja itu. Nah kan sudah membaik, bathin Jaehyun.
Jaehyun berbisik, "Ayo mandi, aku sudah menyiapkan sarapan spesial untuk gadis manis yang sangat manja ini"
Taeyong memukul geram bahu Jaehyun "Iihh... Jeje ih"
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
"Mau lagi?" tawar Jaehyun
"Tidak Jae" Taeyong mengunyah pelan sarapannya.
"Kau tidak suka masakanku? Biar aku pesan saja, kau mau apa sayang?"
"Suka Jae. Aku hanya masih mengantuk"
"Selesai sarapan kau istirahat saja lagi. Aku mengizinkanmu membolos hari ini" goda Jaehyun.
"Ck..." kesal Taeyong menelan satu suapan terakhirnya.
"Kau duduklah dulu, akan kubereskan sebentar"
Selesai Jaehyun membereskan perkakas sarapan mereka, ia menarik lengan Taeyong membawanya ke kamar.
"Sayang... badanmu hangat" kaget Jaehyun langsung memegang kening Taeyong.
"Aku sedang tidak enak badan Jae. Badanku sakit semua. Mungkin karena aku tidur terlambat semalam"
"Ayo ku antar ke kamar, aku akan membeli obat penurun panas Tae."
Saat Jaehyun memapah Taeyong ke kamar, Taeyong menutup mulutnya dan ia sudah tidak tahan. Muntahannya mengenai lengan Jaehyun.
Jaehyun panik memijat punggung kecil Taeyong "Sayang kau tidak apa-apa? Kita ke rumah sakit saja!"
Taeyong menahan Jaehyun "Tidak Jae, aku hanya ingin beristirahat please"
Jaehyun segera membaringkan Taeyong. Menyelimutinya kemudian membersihkan sisa muntahan Taeyong di lengannya dan lantai kamar Taeyong.
"Jae, kau pulanglah. Aku ingin sendiri" lirih Taeyong pelan.
"Aku akan tetap di sini sayang, menjagamu" Jaehyun mengusap pelan pipi Taeyong.
"Aku bilang pulang Jae!" Taeyong menjadi marah dan muak pada Jaehyun yang susah dibilangi. Jaehyun sedikit terkejut Taeyong bisa berucap seperti itu. Namun ia tidak mengambil hati. Gadisnya itu memang sangat manja, cerewet dan sedikit kekanakan.
"Baiklah aku akan keluar. Kalau kau butuh sesuatu aku ada di ruang tamu" Jaehyun melangkah keluar dari kamar Taeyong. Menutup pintunya pelan.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
"Haaaah....." Jaehyun membuang nafasnya kasar. Sebenarnya badannya sudah merasa lelah tapi ia tidak mungkin menuruti perintah Taeyong saat kondisinya sedang demam seperti ini.
Ia menyeduh segelas kopi, duduk di sofa lalu meraih ponselnya, mengutak-atik sesuatu. Jaehyun mencari sesuatu di internet. Obat demam sampai ia iseng menulis sebuah key word.
"What the... uhuk.. uhuk..." Jaehyun tersedak kopi yang sedang ia seruput. Ia menarik nafas dalam. Kepalanya terasa berat berusaha menilik kembali semua kejadian seminggu yang lalu. Darahnya berdesir hebat dan jantungnya berdegup kencang sampai terasa nyeri. Ia memejamkan mata membayangkan kejadian seminggu yang lalu.
"Maybe...." Jahyun bergumam sendiri lalu bangkit bergegas keluar.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Kini Jaehyun mengitari rak apotek dekat apartemen Taeyong. Sesekali membaca beberapa produk dan berusaha memahami fungsi-fungsinya. Dia melirik-lirik penjaga apotek yang mengawasinya sejak tadi. Saat si penjaga akan mendekatinya untuk menawarkan bantuan. Jaehyun langsung menjauh menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ah sial, kenapa aku sangat malu untuk membeli benda ini. Ayo Jae berusahalah natural anggap itu untuk istri sah mu.
Ia melanjutkan lagi membaca fungsi-fungsi produk yang ia cari di deretan rak yang berbeda. Si penjaga yang memperhatikan kebingungan pelanggannya itu langsung saja menghampiri Jaehyun.
"Merk Test Pack apa yang tuan cari?"
Shit! Matanya menyapu satu persatu pembeli yang juga sedang berada di dalam apotek. Jaehyun sebenarnya sangat malu dan was-was ada yang mengenalinya di sana.
Ia memelankan suaranya berbisik pada si penjaga "Ambilkan merk yang paling akurat"
"Ah tentu. Ini tuan" jawab si penjaga dengan suara yang juga berbisik pada Jaehyun.
Jaehyun tersenyum lalu mengambilnya dan langsung ke kasir membayar barang itu. Ia sudah ingin bergegas pergi dari sana dan bisa bernafas dengan lega.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje Bossy Boss
FanfictionSesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat. Jaehyun mendekat dan meraih kotak pink itu "Kue tidak berguna"...