Mark terus menelepon nomor seseorang namun nihil. Dia sudah diblokir.
Haechan, sahabat kecil mark. Menyukai mark sejak kecil namun selalu diabaikan oleh mark.
Mark membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Memijat kening pusingnya.
Kembali terlintas kenangan semua perlakuan baik haechan padanya. Ya, kini mark merasa bersalah dan menyesal telah menyuruh haechan menjauh.
Saat ini pikirannya dipenuhi kenangan tawa canda dan perjuangan haechan yang berusaha merebut hatinya, dulu. Setelah berpisah baru mark menyadari betapa hampanya ia tanpa gadis manis berkulit tan itu.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Taeyong menuruni mobilnya. Berjalan menuju perusahaan. Pikirannya masih melayang pada adegan terakhir kali dengan bos iblisnya itu.
Harus bersikap apa aku saat berjumpa dia nanti? Dan kenapa dia melakukan itu padaku? Apa dia menyukaiku? Ah tapi tetap saja dia iblis. Tapi aku benar-benar malu :')
"Tidak.... tidak.... buang jauh-jauh pikiranmu itu Yongie, jangan berharap yang tidak-tidak" taeyong memukul kepalanya agar tersadar.
Tiiinnnnn.....
Suara klakson itu mengangetkan Taeyong. Itu jaehyun yang sengaja membunyikan klakson saat Taeyong berjalan di depan mobilnya.
Karena terkejut taeyong langsung menjongkok dan menutup telinganya sendiri.
Jaehyun mendekat.
"Berdirilah tidak ada yang akan menabrakmu. Lanjutkan saja obrolan pada dirimu sendiri itu." Jaehyun menahan tawanya. Ternyata dia tadi melihat taeyong yang bertingkah aneh berbicara sendiri lalu memukul-mukul kepala.
Taeyong mendongak, mata mereka bertemu. Tampak Jaehyun menyeringai. Taeyong langsung berdiri dan mendorong Jaehyun dengan bahunya. Dia masih sangat malu berjumpa Jaehyun. Ia berlari meninggalkan Jaehyun yang tertawa puas melihat tingkahnya.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
"Kau kenapa seperti ketakutan begitu Tae?" Doyoung
"Ada maung di parkiran"
"Apa? Apa masih ada maung di tengah kota begini?" Tanya mark Polos -_-
"Bukan maung benaran bodoh. Itu pasti pria tua yang mau menggoda Taeyong Noona. Aku sering melihat mata keranjang pria-pria saat menatap Taeyong Noona yang cantik" sungchan menoyor kepala mark.
"Aku benarkan kan Noona?" lanjutnya
Taeyong mengangguk tertawa, mengiyakan.
"Sudah-sudah. Tae bawakan ini ke ruang Pak Jungwoo"
"Baik kak Doy"
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
Bb.... Bos? Teriak Taeyong kaget bukan main dalam hati. Ragu-ragu ia memasuki lift itu. Ia berada tepat di depan bosnya yang berdiri di belakang bersama Johnny. Taeyong dan Irene di depan.
Taeyong senyum sekilas pada irene dan tidak berani menatap Jaehyun. Ditekannya tombol angka 7.
"Mau kemana Tae?" Irene.
"Eh... anu ini mba mau ke ruangan Pak Jungwoo. Ada yang harus beliau tandatangani."
Ting....
Pintu lift terbuka pada tujuan lantai 4.
"Duluan ya Tae" Irene.
Belum sempat Taeyong menjawab suara dari belakang menginterupsi.
"Kalian duluan saja. Saya ada janji dengan Kun" jaehyun menekan tombol menuju lantai 9.
Johnny yang mendengar itu hanya tersenyum penuh arti. Kena kau jeff.
Irene melangkah ke luar diikuti oleh Johnny yang dengan sengaja menabrakkan bahunya ke bahu Jaehyun.
Taeyong menahan nafas saat dirasakannya dada keras jaehyun menabrak punggung kecilnya. Seperti pelukan dari belakang yang sangat hangat. Taeyong refleks menjauh melangkah sedikit ke depan.
Wangi sekali kau wahai boss sialan. Jerit Taeyong dalam hati.
Kini hanya mereka berdua di dalam lift. Bersebelahan.
Taeyong menelan ludahnya saat Jaehyun terdengar menarik nafas ingin berbicara.
Dia mau mengatakan apalagi sih?
"Kau kemanakan blush on mu kemarin? Kenapa tidak memakainya hari ini?" Jaehyun menggoda. Ia sangat suka melihat respon Taeyong kalau sedang salah tingkah dengan tatapan kesal mata bulatnya.
Taeyong yang paham maksud dari kata blush on itu hanya diam dan menggigit bibirnya menahan malu.
Tolong kontrol dirimu Tae. Jangan sampai memerah lagi. Gumamnya dalam hati
Ting.... Pintu lift terbuka pada tujuan lantai 7.
Jangan tanya sebahagia apa Taeyong melihat pintu lift itu terbuka. Dia langsung berlari meninggalkan Jaehyun. Dia belum bisa menata hatinya untuk bersikap biasa saja pada Jaehyun. Dua kali ia diledek oleh Jaehyun. Lihat saja pembalasan Taeyong. Dua : kosong.
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje Bossy Boss
FanfictionSesekali ia mencuri pandang. Ada kalanya tatapannya tertangkap oleh Taeyong, bukannya malu atau sungkan. Taeyong justru menatapnya balik seperti akan melawan. Bawahan yang sangat nekat. Jaehyun mendekat dan meraih kotak pink itu "Kue tidak berguna"...