Kring! Kring!
Suara alarm membangunkan Vega dari tidur malamnya. Tidak ada cahaya matahari yang masuk ke kamarnya karena gorden menutupi celah-celah cahaya. Tidak ada juga suara burung dan udara yang segar di pagi hari karena Vega tinggal ditengah-tengah kota yang hanya banyak suara kendaraan dan polusi udara karena pemakaian kendaraan.
Vega melangkahkan kakinya menuju jendela dan membuka gorden yang terlihat hanyalah gelapnya subuh dengan lampu-lampu kota yang menyinarinya.
Vega menatap pernak-pernik kota dengan tatapan kosong setelah itu melangkah pergi untuk membersihkan badannya. Seusai membersihkan badan ia melaksanakan ibadahnya sebagai muslim.
Srek
Vega duduk menatap buku-buku yang bertumpuk di atas meja belajarnya. Kali ini dia belajar sosiologi tidak ada salahnya kan belajar lebih awal.
Vega membaca dengan pelan bergumam, "Secara harafiah, sosiologi berasal dari dua kata Bahasa Latin, yaitu socios (masyarakat) dan logos (ilmu), atau secara sederhana berarti ilmu tentang masyarakat."
Vega terus menerus membaca juga latihan soal lalu waktu menjadi lebih cepat karena penggunaan waktu yang diluangkan dengan kegiatan positif.
Kini Vega sudah mengenakan pakaian seragamnya yang cukup bagus untuk ditubuhnya. Vega menatap dirinya di kaca dengan tatapan datar.
"Pantas saja Vega Lo dikatain sombong muka Lo aja kayak gini," gumam Vega menghela nafas.
Vega hanya menghela nafas tetapi namanya sifat itu sifat dasar yang dimiliki orang itu dan sangat susah untuk merubahnya. Vega pernah mencoba seperti Alen dalam satu hari dan rasanya sangat aneh.
Jadi lebih baik love yourself.
Vega menatap wajahnya kembali lalu mengenakan bedak juga lip tint tetapi tidak terlalu tebal. Lagipula sekolahnya tidak mempersalahkan dengan makeup asal jangan terlalu tebal dan menonjol.
Setelah rasanya sudah lengkap Vega melangkah ke parkiran apartemen yang selalu dijaga keamanannya oleh beberapa satpam.
Kalau kalian pikir Vega akan pergi menggunakan mobil itu salah ia menggunakan sepeda motor merk Honda PCX e:HEV kesayangannya.
Vega segera bergegas menuju SMA Atalaric dengan cepat seperti dikejar setan.
***
Sekolah SMA Atalaric sangat ramai karena kedatangan para orang tua murid baru sebagai penyambutan siswa tahun ajaran baru.
Vega hanya berjalan dengan tenang tanpa menghiraukan tatapan mata yang menatap dirinya. Mungkin karena dirinya pergi tanpa didampingi oleh orangtuanya.
Vega sengaja tidak memberitahu orang tuanya kalau harus hadir disaat pembukaan MPLS. Ia hanya tidak ingin murid lain tahu tentang identitasnya, ia hanya ingin hidup dengan tenang selama sekolah disini dan mendapatkan teman yang tulus tanpa memanfaatkan kekayaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Teen FictionAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...