6. Hari emosi🥀

201 9 1
                                    

Vega sekarang berada didalam kelasnya dengan didepannya ada seorang guru bahasa Indonesia. Vega membaca sebuah novel online dari aplikasi wattpad yang berjudul Dua Kehidupan yang menceritakan tentang tujuh bersahabat di dunia paralel.

Di sekolahnya yang dulu maupun sekarang selalu mengajarkan untuk banyak-banyak membaca karena persentase membaca penduduk Indonesia masih sangat rendah sehingga sekolahnya mewajibkan untuk literasi lima sampai lima belas menit.

"Sekarang kalian semua buka buku bab satu. Pada pembelajaran kali ini kita akan belajar tentang teks laporan hasil observasi."

Vega hanya menatap saat sang guru menjelaskan pelajaran tidak lupa mencatat ke buku dengan rapi agar mudah dibaca. Vega juga tidak lupa untuk mengaktifkan perekam suara handphone kalau ada kalimat yang ketinggalan bisa ditulis ulang.

"Sekarang kalian akan ibu beri tugas mengobservasi ruangan kelas kalian nanti ketua kelas kumpulkan tugasnya. Ibu pergi dulu ada urusan."

Vega hanya menghela nafas sepertinya akan susah mengambil tugas karena sudah dipastikan pasti ada yang tidak mengerjakan.

Vega mengerjakan tugasnya dengan giat karena dia tidak ingin menunda-nunda tugas nantinya akan malas jika tugasnya banyak.

"Vega, ini tugas gue. Lo nggak usah khawatir jika yang lain nggak mau kumpul gue akan bantu tagih. Lalu kalau mereka kekeh nggak mau ngumpul biarin aja karena mereka yang rugi sendiri," tandas Dila meletakkan bukunya di atas meja Vega dengan tersenyum manis.

Vega hanya tersenyum lalu menunggu bunyi bel istirahat berbunyi sekarang tumpukan buku mulai banyak hanya tinggal beberapa lagi yang belum mengumpul.

"Ini sisanya sudah selesai belum!" Seru Vega dengan mengangkat buku tugas teman sekelasnya.

"Belum Vega, Lo duluan aja kumpul nanti kami nyusul kumpulnya."

Vega menatap ragu tetapi dia iyakan saja karena nanti bila mereka tidak mengumpul diri sendiri yang rugi padahal sudah satu jam guru memberi tugas kini lima menit pun dia beri waktu.

"Nanti kumpul beneran, jangan salahin gue kalau gurunya marah-marah karena gue sudah tagih," tandas Vega.

Vega akan biasa saja dan tidak terlalu peduli teman sekelasnya mau bagaimana asal tidak mengganggu ketenangannya. Lagipula jika terlalu mengekang nanti dibilang sok-sokan.

"Siap Mak cik!"

Vega berjalan dengan tenang dengan menatap lurus dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Lalu dia melihat Liam dan teman-temannya yang sedang bermain basket sepertinya mereka latihan lomba.

Setelah melihat itu seketika mata Vega menjadi fresh dan jantungnya rasanya seperti mau meloncat. Kali ini sepertinya dia benar-benar jatuh cinta kepada kakak kelasnya ini, baru kali ini dia sangat tertarik dengan cowok bahkan sampai ingin memilikinya.

Tapi entah kenapa kali ini dirinya sedikit merasa tidak pede tetapi kalau tidak pede bagaimana dia akan bisa pdkt kepada kakak kelasnya itu.

Tanpa dia sadari dia sudah melamun menatap kearah lapangan basket.

"VEGA!!"

"MATI AJA LO!" Teriak Vega yang terkejut.

"APA KAMU BILANG?!"

Vega melotot kali ini dia sangat merasa malu sampai tangannya ikut gemetaran apalagi saat murid-murid lain menatap dirinya bahkan ada yang menertawainya. Vega juga sampai lupa bahwa ekspresi wajahnya tidak seperti biasa.

"Maaf Bu! Saya tadi kepikiran kucing saya sudah diberi makan atau belum," kilah Vega yang tidak berbohong sepenuhnya.

Di apartemen Vega memang diperbolehkan untuk memelihara hewan tetapi harus bisa menjaga agar tidak menggangu orang lain.

Love You Head PMR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang