"ARGHHH! VEGA! KENAPA LO BAWA ANJING!" Teriak histeris Vega.
"Gue nggak bawa anjing kok, ini tikus," ucap Vega dengan watados.
Baim memukul kepala belakang Vega yang membuat dirinya terhuyung ke depan. Ia menatap Baim yang menatapnya dengan datar.
Vega menatap sinis lalu melemparkan tikusnya dengan sekali lemparan tikus itu mendarat tepat di atas kepala Baim.
"Bangke! Tikusnya masuk ke baju gue!" Teriak Baim.
Baim menggerak-gerakkan tubuhnya seketika tikus itu keluar. Tikus itu sontak berlari menuju kumpulan murid. Murid-murid seketika berteriak histeris bahkan juga ada yang memaki-maki Vega.
"Veganjing! Ambil badak kembaran Lo!"
"Vega!!! Ambil ih... Gue geli!"
"Asu Lo! Kerasukan setan jahil ya Lo!"
Vega menatap datar lalu melangkah dengan santai ia memasukkan tikus itu ke dalam kandangnya. Namun, sebelum itu ia terlebih dahulu mengelus lembut tikus itu.
"Kalian badan aja yang gede tapi sama yang beginian aja takut," cibir Vega dengan tenang.
"Ah lo mah! Mirip banget sama mami gue."
"Yaelah Vega, nggak semua orang bisa pegang hewan menjijikan itu."
Para murid kelas mengiyakan penuturan dari teman sekelasnya. Bahkan Baim juga Dila ikut mengiyakan karena mereka juga korban keanehan Vega.
"Loh kenapa? Bukannya hewan berbulu ini sangat lucu? Saking lucunya mau gue makan," ucap Vega dengan watados.
Dila menepuk jidatnya tidak menyangka jika Vega ini polos menyerempet ke bego. Dila berdehem kecil lalu merangkul pundak Vega dengan wajah yang diseriusin.
"Ehem! Vega... Itu binatang pengerat lucu dari mananya. Lagipula Lo dapat nih tikus dari mana?" tanya Dila dengan menatap Vega.
"Dari pengagum rahasia, dia juga beri surat dan chat," jawab Vega dengan mengangkat bahunya.
Baim memukul lengan Vega yang membuat ia sedikit meringis kecil. Pukulan laki-laki itu walaupun pelan tetap saja bila dilayangkan kepada dirinya agak terasa sakit.
"ITU NAMANYA BUKAN FANS BABI! ITU NAMANYA TEROR!" Pekik Baim.
Baim menarik rambut dengan muka yang agak frustasi. Dila juga menepuk jidat sepertinya kali ini Vega rada-rada tidak benar.
Vega memutar matanya berkata, "Tapi baik, dia beri hadiah hewan kesukaan gue."
Dila memijit pelipisnya lalu menatap Vega dengan tatapan mau menyerah lama-kelamaan bisa-bisa dia akan darah tinggi.
"Vega... Buat apa fans beri hadiah yang begituan lebih baik kucing. Itu namanya dia bukan fans Lo! Aduh depresi gue lama-lama," ungkap Dila dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Vega hanya diam ia memang tahu kalau dirinya sedang diteror. Ia rela saja diteror asalkan diberi hewan yang lucu-lucu seperti tikus.
"Vega, nanti Lo buang tikus ini karena nggak semua orang suka hewan yang bernama tikus," ucap Baim dengan tersenyum simpul.
Ia menghela nafas panjang sebenarnya hari ini, dia ingin memperlihatkan hewan lucunya tetapi sepertinya mereka tidak menyukainya. Ia sebisa mungkin menutupi ekspresi kecewanya ternyata mereka tidak menyukainya.
Vega menyeringai kecil seketika sebuah ide berlian muncul dari pemikirannya. Ia menatap tikus itu lalu terkekeh kecil.
"Vega... Lo sehat?" Tanya Dila dengan muka khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
أدب المراهقينAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...