Vega menatap fotonya bersama dengan Liam yang sedang menikmati hiburan yang ada di puncak Bogor.
Dia juga banyak menyimpan foto Liam yang diambilnya saat Liam tidak sadar seperti saat Liam melihat pemandangan.
"Lo itu anggap gue sebagai adik Lo tetapi ngelakuin hal seperti pasangan cewek, gimana gue nggak baper," ucap Vega dengan menunjuk-nunjuk Liam dalam layar handphonenya.
Ting!
Vega mengerutkan keningnya saat melihat sebuah username yang sangat aneh juga profil agak sedikit aneh.
Vega mengerutkan keningnya kemudian mematikan handphonenya untuk sekarang dia tidak tahu mau berbuat apa.
Vega menatap buku-buku yang dimeja belajarnya untuk kali ini dia belajar untuk melupakan apa yang terjadi.
"Kamu itu seperti matematika yang sangat susah didapat, sekalipun mendapatkan hasilnya tetap setengah."
***
Vega sekarang pagi-pagi berada di taman sekolah, alasan pertama yaitu karena giliran dia untuk menyiram tanaman sekolah. Ke-dua karena ingin tidak telat ke sekolah dan ke-tiga karena dia ingin ngadem di perpustakaan sekolah sekaligus membaca novel yang tersedia disekolah.
Seperti yang sudah direncanakan oleh Vega kini dia sedang berada di perpustakaan. Vega asyik membaca novel yang disediakan oleh pihak sekolahnya dari novel lama hingga novel keluaran terbaru, kalau bagi pencinta novel ini namanya indahnya dunia pernovelan.
Vega terus menatap bukunya hingga tidak menyadari ada dua orang yang menatapnya dengan tersenyum.
Vega tidak menghiraukan orang yang duduk disampingnya yang lebih penting sekarang untuk menghayati tokoh novelnya.
Awalnya Vega hanya membiarkan tetapi orang yang duduk disampingnya terus mengganggu aktivitas menghayal nya.
"Ehem! Kalau orang panggil itu tengok."
Vega mendesis kesal lalu melirik sekilas ternyata dua orang kakak kelasnya lalu dia hanya mengangkat alisnya.
"Sayang, apa kamu yakin dia orang yang baik?"
Vega menyeringai kecil ternyata hanya mantan dari Liam kemudian dia menatap lelaki yang bisa dibilang pacarnya.
"Ada tujuan apa? Apa kalian sadar kalian sudah mengganggu ketenangan orang," ucap Vega dengan tersenyum raja.
Lelaki yang berada disamping Tika menggeram marah tetapi ditahan oleh Tika.
"Aku denger kamu dekat sama Liam, apa itu benar?" Tanya Tika dengan tersenyum.
Vega mengangkat alisnya berkata, "Kalau kami dekat atau tidak emangnya kenapa? Bukankah itu bukan urusan kalian."
"Lo nggak ada hormat ya sama kakel! Berasa bangga Lo karena dekat sama keluarga Atalaric."
Vega terkekeh kecil menggeram, "Emang mau banget ya dihormati sama-sama makan nasi juga. Tanpa deketin keluarga Atalaric pun gue bisa beli sebuah pulau, harta gue juga banyak. Gue lagi asyik baca diganggu ya kesel lah!"
"Cih! Dibayar berapa Lo?"
"Btw, badan gue itu mahal. Oh iya kenalin nama gue Alesha Vega Anatasya Pradipta anak bungsu keluarga Pradipta, jadi nggak perlu tuh yang namanya jual diri," jawab Vega dengan tersenyum mengejek.
"Sudah kalian itu sudah gede harus berpikir dewasa. Vega urusan kakak disini mau minta kamu bujuk Liam untuk lupain kakak sama maafin pacar kakak yaitu Rafa," pinta Tika dengan memohon.
Vega tertawa terbahak-bahak yang membuat Tika juga Rafa kebingungan. Vega mengelap air matanya yang mengalir karena terlalu lama tertawa keras mengejek kedua pasangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Roman pour AdolescentsAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...