9. Liam sakit🥀

173 15 0
                                    

Di koridor sekolah banyak para murid lari-larian bercanda sebagainya bahkan juga ada yang duduk berduaan sambil berpegangan tangan.

Vega meletakkan tasnya ditempat duduknya kayaknya teman sekelasnya suka masuk saat bunyi bel berbunyi. Tapi sebenarnya ini sudah jam 7 pagi dan setengah jam lagi bel berbunyi sepertinya mereka emang tidak ada takut-takut akan terlambat.

Lalu lagi-lagi tidak ada yang membersihkan kelas, jika seperti ini terus kelas akan kotor. Lalu juga yang seksi kebersihan tidak ada yang datang lebih awal untuk mengontrol.

Vega sekarang hanya membuka aplikasi wattpad untuk membaca cerita kesukaannya. Dia juga sedikit bingung katanya persentase membaca di Indonesia rendah lalu selama ini dirinya melakukan apa? Jungkir balik gitu?

Lalu sekarang para remaja juga banyak yang membeli novel yang berasal dari wattpad baik itu dari mall atau toko online.

Vega keasyikan sampai tidak sadar teman-teman sekelasnya sudah banyak yang datang termasuk Baim.

"Vega! Itu Dila kemana?" Tanya Baim.

Pertanyaan Baim membuat Vega terkejut lalu membalikkan badannya kebelakang.

"Gue juga nggak tau tapi yang pasti malam tadi gue ada chatting sama dia," jawab Vega seadanya.

"Lah! Seharusnya Lo kan tahu," ucap Baim.

"Mana gue tahu kan malam tadi sehat-sehat aja gue kira dia bakalan sekolah," ucap Vega dengan tersenyum-senyum sendiri menatap bukunya.

"Dila itu orangnya mudah sakit jadi gue pastikan Lo akan sering duduk sendirian," ucap Baim dengan terkekeh kecil.

Vega tidak menyahuti perkataan Baim dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri, bahkan tidak sadar teman sekelasnya menatapnya aneh karena tertawa-tawa sendiri.

"Wong edan!" Seru Baim yang melihat tingkah aneh Vega.

Vega tidak menghiraukan perkataan Baim yang lebih penting dunia fiksi nya.

Saat di titik seru-serunya ada orang yang mencolek-colek lengannya, awalnya Vega biarkan saja tetapi lama-kelamaan itu orang cukup mengganggunya.

Vega melirik sinis tetapi saat melihat siapa yang didepannya ia tidak jadi ingin marah-marah.

"Ada apa ya kak?" Tanya Vega dengan mengerutkan keningnya.

Bukannya menjawab Liam mengarahkan jari telunjuknya menuju kening Vega.

"Jangan terlalu sering nanti lama-kelamaan menjadi kerutan," jawab Liam dengan tersenyum.

Vega terkesiap kemudian berdehem kecil untuk mengontrol ekspresi wajah dan juga jantungnya yang berdebar-debar.

"Iya kak," sahut Vega dengan tenang tetapi lain di hati.

"Jadi kakak disini mau kirim surat sakit punya Dila nanti kamu tolong bilangin sama guru," ucap Liam dengan tersenyum.

"Iya kak," sahut Vega dengan tenang.

Vega sangat gugup sampai dia tidak bisa berucap kata lain yang hanya ada dipikirannya saat itu gantengnya calon pacarnya.

"Makasih kakak pergi," pamit Liam dengan mengacak rambut Vega.

Vega tertegun bukan hanya rambutnya yang berantakan tetapi hatinya juga ikut berantakan, rasanya jantungnya mau meledak sekarang.

"Cie... Gimana rasanya doi ngacak rambut Lo? Apa hati Lo ikut berantakan?" Ledek Baim yang mengandung pertanyaan yang tidak baik untuk jantung Vega.

"Kok Lo sama Dila bisa nebak pikiran gue sih?" Tanya Vega yang sedikit takut kan bisa gawat kalau semua rahasianya terbongkar.

"Mama Zia itu dokter psikolog jadi kami diberi materi agar bisa mengetahui isi pikiran orang. Lagipula siapa yang nggak tahu sih kalau gelagat tatapan mata Lo aja ketara kalau Lo jatuh cinta," jawab Baim dengan mengangkat alisnya dengan muka jahilnya.

Love You Head PMR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang