Semua anggota PMR segera kocar-kacir berlari menuju lapangan kecuali Vega yang terlalu malas mengeluarkan tenaga. Ia hanya berjalan dengan santai seiring teman ekskulnya berlarian.
"HEH! ITU CEPAT LARI! SIPUT ATAU MANUSIA?!"
Vega memutar matanya lalu berlari kecil lagipula dari tadi dia berada dimuka UKS jadi dekat dengan lapangan. Ia kalau bukan karena ingin ikut ekskul ogah-ogahan dia lari-larian seperti ini. Tetapi ekskulnya tidak separah paskib yang setiap latihan pemanasan keliling lapangan, push up dan sebagainya.
Namun, jangan salah ekskul paskibra sekolahnya ini sangat bagus dan sering membawa nama baik sekolah di ajang lomba. Begitu juga ekskul PMR sekolah mereka yang selalu menang dalam lomba.
Saat di lapangan ia melepaskan tasnya dengan meletakkannya di samping. Namun, suara teriakkan menghentikan langkahnya menuju barisan.
"JANGAN LETAK TAS DI SANA BAWA!"
Vega mendengus kesal lalu mengambil tasnya dengan muka muram. Ia berjalan dengan menatap datar kakak kelasnya itu, memang dari awal masuk kakak kelasnya ini sedikit nyebelin.
"Lihat aja nanti gue kerjain!" Batin Vega.
Semua anggota PMR sudah terkumpul para kakak kelas mulai menatap satu sama lain dengan mengangguk.
"Disini tidak ada yang alergi dan penyakit lainnya bukan?" Tanya Liam dengan menatap satu-persatu.
"NGGAK ADA KAK!"
"Saya kak! Saya punya asma."
"Lo tulis nama dia," tandas Liam menunjuk orang yang disampingnya, "tulis nama Alesha Vega Anatasya Pradipta dia juga punya maag akut."
Vega mengangkat alisnya kemudian menunjuk dirinya sendiri. Lalu mengingat-ingat hari pertama mereka di UKS dan dia baru ingat yang merawatnya saat itu Liam.
"Kalau begitu kalian letakkan tas untuk cewek di UKS dan cowok di ruangan OSIS. Kalian selama latdas akan tidur di sana," ucap Liam.
***
Anggota PMR baru berjalan menuju tempatnya masing-masing juga dengan membawa tas masing-masing. Vega mengerutkan keningnya saat melihat beberapa siswi yang membawa koper seperti mau liburan saja.
Vega meletakkan tasnya dipojok ruangan ia hanya tidak ingin tidur berdekatan dengan pintu, menurutnya itu agak menyeramkan seperti ada orang yang menatap kita.
Setelah itu mereka kembali menuju lapangan untuk pembukaan acara latihan dasar PMR yang dipimpin oleh Liam juga guru pendamping ekskul. Sehabis itu mereka diberikan waktu selama 10 menit untuk istirahat.
Vega hanya menatap murid lain yang berbincang dengan teman seekskul nya tidak ada yang dia lakukan. Gadis itu hanya diam sesekali memainkan kukunya dan menghalu tentang novel yang dibacanya malam tadi.
Mereka tidak dapat memainkan handphone, alasannya karena kakak kelas ingin mereka berteman dan berbaur bukan hanya memainkan handphone. Hal itu memang Vega akui baik tetapi apa yang akan dia lakukan selama disini?
Vega menghela nafas panjang jika tahu dia akan membawa novel dari rumah setidaknya dia akan ada kerjaan. Ia menatap para murid lain yang sangat asyik berbincang-bincang . Apa dia harus itu nimbrung?
Alhasil Vega ikut nimbrung dan disambut baik oleh yang lain. Mereka berkenalan secara resmi dan berbincang-bincang tentang masa lalu bahkan membuat lelucon. Hal itu membuat Vega juga ikut jadi absurd dia juga ikut membuat lelucon.
"Siapa yang membuat sering membuat orang salah paham dan baper?" Tanya Vega dengan terkekeh kecil.
"Apaan tuh?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Teen FictionAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...