25. Berbagi pengalaman🥀

73 8 0
                                    

Gadis itu berada didalam ruangan sempit yang gelap tidak ada cahaya. Matanya tertutup oleh kain hitam dengan kedua tangan dan kakinya terikat keras oleh tali.

Ia mencoba memberontak melepaskan diri dari ikatan tetapi tidak bisa. Tenaganya semakin melemah tiap saat dan pasokan udaranya mulai menipis.

Ia terbangun dari tidurnya keringat mengguyur tubuhnya dan air mata keluar seiring ingatan itu terjadi. Ia menatap sekeliling ternyata dia berada dalam kamarnya.

Gadis itu menarik keras rambutnya setelah sekian lama tidak mimpi akhirnya mimpi itu kembali lagi menyerang malamnya. Ia menatap jam yang ternyata masih tengah malam. Ia meraba lemarinya membuat laci yang berisikan obat, ia langsung meminumnya tanpa perlu minum.

Ia dapat tenang setelah meminum obat itu dan kembali melanjutkan tidurnya. Semoga mimpi itu tidak kembali menyerangnya.

***

Sekumpulan murid mengenakan baju berwarna biru dengan logo PMI di pakaiannya. Mereka berkumpul di lapangan upacara dibimbing oleh para kakak kelasnya.

"Assalamualaikum semuanya, hari ini kita akan santai dan sharing-sharing tentang cerita menginpirasi, kami akan bercerita terlebih dahulu baru kalian," ucap Liam dengan tersenyum.

"IYA, KAK!"

"Dimulai dari kakak dulu bisa dibilang anak berandal yang selalu bolos dan belum menemukan jati diri. Namun, setelah masuk SMA kakak punya banyak teman perjuangan dan membuat kakak semangat untuk berubah. Then, ya beginilah sekarang."

Para kakak kelas mereka terus bercerita tentang cerita masa lalu yang bisa membuat adik kelasnya termotivasi. Vega mendengarkannya dengan baik karena ini bisa saja membantunya dalam solusi masalah nanti. Kini giliran Liam dia menunggu antusias bagaimana motivasi dari orang yang dicintainya.

"Dulu kakak orang yang super duper sibuk sehingga lupa dengan waktu dan melupakan ada orang yang harus diperhatikan. Hal itu membuat kakak kehilangan jadi kalian harus sebisa mungkin meluangkan waktu untuk orang yang kalian sayang sebelum menyesal," ungkap Liam dengan tatapan kosong.

Vega menatap Liam dengan tatapan kecewa ternyata dia masih belum bisa melupakan mantan pacarnya. Namun, ia harus bangkit dan mencoba mengejar belum dicoba mana tahu.

Terlalu lama melamun dia tidak menyadari bahwa orang lain menatap dirinya. Sebuah tangan menepuk pundaknya lalu ia bereaksi memasang kuda-kuda mau menyerang.

"Tunggu-tunggu ini kakak!" Seru Liam dengan sedikit merintih karena cengkeraman Vega ditangannya.

Vega terkesiap lalu segera melepaskan cengkraman tangannya dari Liam. Ia menatap khawatir disaat tangan Liam memerah karena akibatnya.

"Aduh kak! Maaf! Vega nggak sengaja..." Rengek Vega tanpa disadari.

Rengekan Vega sontak membuat orang lain yang berada di sana terkesiap termasuk Liam yang berada dihadapannya. Lelaki itu terus menatap Vega yang meniup pergelangan tangannya.

"Sudah kamu nggak perlu minta maaf," tutur Liam dengan terkekeh kecil.

"Sudah jangan pacaran terus banyak nyamuk disini."

Vega menatap sinis kayak yang bilang juga punya pacar saja. Ia kemudian menatap para kakak kelasnya dengan bingung.

"Sebutkan motivasi Lo selama bersekolah."

Gadis itu terlihat agak ragu-ragu setelah kakak kelas tadi mengucapkan hal terakhir. Ia bukannya apa-apa tapi hanya saja ia bingung memulai dari mana saking banyak masalah hidupnya.

"Dulu saya saat SMP lebih pendiam bahkan lebih dari ini juga saya jarang senyum. Tiba-tiba setelah kedatangan murid baru saya dibully dengan alasan sombong dan sebagainya. Oleh karena itu, saya mengurangi kadar ekspresi suram dan sekarang lebih baik," ucap Vega, "then sekarang siapapun yang menteror gue, Lo nggak akan pernah bisa ancam gue lagi karena mereka telah mengetahuinya."

Love You Head PMR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang