Vega memasuki rumahnya dengan ekspresi wajah yang muram. Ia sampai tidak menyadari orang rumah tengah bertanya kepadanya.
Tepukan tangan dipundaknya baru bisa menyadarkannya dari melamun nya. Ia membalikkan tubuhnya terdapat kedua orang tuanya.
"Kamu ada apa, Nak?"
Vega terdiam tidak tahu harus bilang seperti apa. Ia tidak mungkin membawa orang tuanya dalam urusan hubungannya, tetapi bunda Liam kali ini sudah keterlaluan kepada anaknya sendiri.
"Mamah tahu bukan anak lelaki yang sering mengantar Vega. Yam, itu sudah menjadi pacar Vega," ucap Vega dengan tersenyum.
"Wah ... anak papah sudah punya cowok. Kasih papah PJ dong!"
"Iya, serah papah deh!" Seru Vega dengan memutar matanya.
Vega lagi-lagi terdiam dia harus memikirkan konsekuensi jika dia bilang masalah ini. Ia tidak pengen urusan bisnis kedua orang tuanya terganggu hanya karena masalahnya.
"Tapi ... bunda Yam tidak menyukai hubungan kami, tetapi Yam menolak permintaan bundanya untuk memutuskan hubungan kami. Alhasil bunda Yam memukuli anaknya sendiri dan membuat Vega tidak tega sehingga hubungan kami break," jelas Vega dengan ragu-ragu.
"Vega, hubungan itu mana ada istirahatnya. Jika benar-benar sayang kamu harus perjuangan."
Vega menatap mamahnya dengan tersenyum simpul, perkataan itu memang benar jika sayang untuk apa dijadikan pengecut. Mereka menyeringai memang dasarnya keluarga Pradipta itu licik mereka merencanakan sesuatu yang tidak dipercaya oleh orang lain.
"Kamu tenang saja orang itu papah pastikan hidupnya tidak akan tenang."
***
Gadis itu berjalan tersenyum-senyum sendiri dengan memainkan kunci motornya. Ia menjadi tontonan dan gunjingan para murid-murid yang iri dengannya.
Vega semakin membuat senyumnya menjadi lebar. Mereka tidak tahu saja dirinya sedang menyembunyikan kesedihannya dengan tersenyum. Justru jika dia tersenyum atau tertawa terbahak-bahak disengaja kan berarti dirinya sedang tidak baik-baik saja.
Saat ia memasuki kelas langsung diberikan tatapan sinis juga muka dingin dari Dila juga Baim. Ia hanya tersenyum simpul karena sudah dipastikan ini ada hubungannya dengan Liam.
"Masalah Yam bukan," terka Vega meletakkan tasnya.
Dila tidak menjawab melainkan menarik tangannya diiringi oleh Baim dibelakangnya. Ia hanya bisa tersenyum sendu karena dia juga tidak berharap seperti ini.
Vega menatap lurus jalan sepertinya ia akan dibawa ke rooftop sekolah. Kali ini mungkin mereka akan melakukan diskusi serius.
Saat pintu dibuka terdapat Zai dan Zia sedangkan Liam hanya menundukkan kepalanya. Vega hanya tersenyum simpul sepertinya Liam juga dipaksa oleh mereka.
Vega melangkahkan kakinya menuju perbatasan rooftop dan mendudukkan dirinya di sana tanpa ada rasa takut sedikitpun. Ia tersenyum lebar dengan menatap satu-persatu mereka.
"Jadi kalian penasaran tentang apa?" Tanya Vega dengan muka datar.
Liam terlihat menjelaskan tetapi tidak menghiraukan perkataan dari Liam. Vega hanya menggeleng kepala inilah alasannya untuk mendengarkan penjelasan orang lain sebelum bertindak. Tapi dia memaklumi hal itu karena mereka melakukan ini karena menyanyangi Liam, tetapi ini juga bagus karena berdiskusi dengan kedua belah pihak secara langsung jadi tidak ada kesalahpahaman.
"Apa alasan Lo putusin Abang gue?" Tanya Dila dengan muka datar.
Vega mengangkat alisnya sepertinya disini ada kesalahpahaman. Ia menatap sekeliling kemudian tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Roman pour AdolescentsAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...