"Anjing! Katanya hari ini Sejarah wajib ada ulangan dadakan! Kelas sebelah lagi ulangan!"
"Yang bener Lo bajing!"
"Untuk apa gue bohong bege!"
"Kalau nggak ada gue slepet Lo!"
"Ye! Seharusnya Lo pada berdoa agar kelas kita nggak diadakan ulangan dadakan."
"Asu bener tuh guru! Dikiranya tahu dadakan!"
Vega hanya menatap perdebatan teman sekelasnya karena dia duduk didepan jadi sudah pasti akan lebih bisa melihat apapun lebih jelas juga pembicaraannya.
"Ehem! Kalau sudah tahu ada ulangan itu belajar bukannya adu bacot. Sudah balik sana!" Seru Vega dengan geram.
Vega sedari tadi ingin memfokuskan belajar sebenarnya dia sudah mengetahui ulangan dadakan dari awal karena dia melihat dari Status WhatsApp Alen. Jadi dia sudah mempelajari materi mulai malam tadi, sebenarnya dia bisa saja memberitahu teman sekelasnya tetapi kalau salah mungkin saja Alen ingin mengerjai teman kelas lain. Alen itu sebenarnya orangnya sangat jahil jadi tidak mudah selalu dipercaya semua omongan yang dikeluarkan oleh Alen.
Dila hanya membolak-balik halaman bukunya seraya menghela nafas panjang.
"Vega, menurut Lo yang bakalan keluar materi apa ya?" Tanya Dila dengan menggaruk tengkuknya.
"Lebih pasti nama raja, peninggalan seperti prasasti, asal usul, dan lainnya," jawab Vega sembari menunjuk materi yang sudah dia prediksi bakalan keluar.
Dila mendengus kesal bersungut, "Ini sudah nggak ada kisi-kisi! Dadakan pula!"
Vega tersenyum simpul berkata, "Makanya Lo harus belajar tanpa bergantung dengan kisi-kisi karena tidak semua guru yang rajin untuk memberi, juga kita harus siap-siap belajar terus-menerus dirumah karena guru melakukan ini untuk mentes seberapa paham kita dengan materi beliau."
Dila hanya mengangguk-angguk karena yang dipikirkannya kali ini hanyalah cara agar materi ini masuk kedalam otaknya.
"Sudah Lo pasti bisa, ayo kita belajar bersama," ucap Vega menghibur sembari memberi semangat.
Mereka kemudian belajar dan kadang-kadang bermain kecil karena belajar itu tidak harus serius, menurut Vega belajar bisa saja diselingi dengan bermain agar lebih mudah dicerna otak karena saat selesai bermain mood menjadi baik sehingga lebih menyenangkan dalam belajar.
Ceklek
"Selamat pagi anak-anak! Sekarang buka buku kalian dan pelajari selama sepuluh menit. Hari ini kita akan melaksanakan ulangan."
"Yah... Nggak bisa nanti aja Bu?"
"Bu, kalau cuman sepuluh menit apa juga yang bisa masuk ke otak."
"Sekali lagi kalian mengeluh bapak akan mengurangi nilai kalian!"
Teman sekelas mereka kelabakan sedangkan Vega juga Dila sekarang tinggal membaca kembali agar lebih ingat.
"Baiklah! Simpan buku kalian ke tas! Lalu bawa tas kalian ke depan! Jangan ada satu buku pun yang berada didalam laci! Lalu handphone juga dibawa ke depan, yang merasa handphonenya ada dua kumpul keduanya!"
Para murid sekali lagi kelabakan karena mereka tidak mengira bahwa ulangan kali ini akan seketat seperti ini.
"Aduh! Pasrah aja gue!" Seru Baim dengan membereskan barang-barangnya.
"Makanya tadi sudah tahu ada ulangan dadakan seharusnya waktu tadi digunakan untuk belajar," celetuk Dila.
"Iya-iya! Gue salah! Puas Lo!" sewot Baim dengan memutar matanya sedangkan Dila hanya tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Roman pour AdolescentsAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...