Plak!
Vega melemparnya bukannya kena sasaran tetapi malah mengenai kepala seorang guru yang mau mendekati ke tenda PMR.
"SENDAL SIAPA INI?!"
Vega terkesiap melihat sendal lemparannya malah mengenai seorang guru. Vega ragu-ragu antara mau maju atau mundur, tetapi kalau dipikir-pikir kalau sudah berani berbuat maka harus berani menanggung resiko begitu juga dalam dunia bisnis.
Vega maju ke depan dengan tenang walaupun dalam hati sudah tidak karuan karena ketakutan sebab baru kali ini dirinya berbuat kesalahan dimasa sekolahnya.
"Nama kamu siapa?!"
"Alesha Vega Anatasya Pradipta dari kelas X IPS 2," jawab Vega dengan tersenyum.
Guru itu terkejut termasuk Liam sedangkan murid lain hanya diam karena mereka sudah mengetahui saat waktu MPLS.
Liam terkejut karena saat lomba seni dirinya sedang berada di UKS untuk jaga-jaga kalau ada orang yang sakit karena di UKS saat itu sedang tidak ada orangnya.
"Pradipta?... Oh itu... Kamu nggak perlu menjalankan hukuman. Bapak nggak papa."
Vega mengerutkan keningnya lalu dia berpikir sepertinya gurunya takut untuk menghukumnya karena nama keluarganya.
"Cih! Mentang-mentang anak kaya!"
"Manja banget jadi orang."
"Namanya anak bungsu pastilah dimanja! Jadi kasian gue sama kakaknya."
"Pak, hukum saya nggak papa kok karena ini memang murni kesalahan saya karena tidak berhati-hati," ucap Vega dengan tersenyum.
"Caper tuh orang!"
"Mana mungkin orang yang kayak gitu mau bersih-bersih!"
Vega berdecak kesal mereka tidak tahu saja kalau Vega dari SD kelas tiga dia sudah bisa bersih-bersih bahkan saat kelas lima SD dia sudah tinggal di apartemen sendirian, tentu saja dia sudah terbiasa dengan benda yang bernama sampah karena dia tidak menyewa art.
"Bapak boleh menghukum dia kalau ada kenapa-kenapa saya yang akan bertanggung jawab," tandas Liam dengan tersenyum
"Mampus tuh cewek!"
"Belagu sih sok berkuasa!"
Liam mendekatkan dirinya kepada Vega lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Vega.
"Maaf ya Vega... Kakak melakukan ini agar kamu nggak dapat cibiran oleh yang lain," bisik Liam.
Vega hanya tersenyum simpul karena menurutnya yang dilakukan Liam semakin membuatnya tambah jatuh cinta.
Tanpa disadari ada seorang siswi yang mengepalkan tangan sembari menatap tidak suka Vega.
"Baiklah, kamu saya hukum membantu para kakak kelas mendata pendaftaran juga membersihkan sampah."
Vega hanya mengangguk kemudian membantu para kakak kelasnya untuk mendata pendaftaran seleksi ekskul PMR.
Setelah cukup dia kemudian mengambil sampah dengan tangan karena menurutnya nanti bisa saja dicuci lalu untuk apa jijik.
Saat Vega menjalani hukuman seorang siswi membuat sampah permen karet yang hampir mengenai Vega jika sedetik saja Vega tidak menghindar mungkin saja permen karet itu lengket di bajunya.
Liam sontak terkejut kemudian ekspresinya berubah menjadi datar bertanya, "Nama Lo siapa?"
Liam menatap dingin berkata, "Kenapa nggak bicara, Lo bisu? Atau nggak punya uang untuk periksa telinga ke dokter, apa perlu gue bayarin? Sekarang Lo gantikan hukuman dia karena sudah kurang ajar kepada teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Head PMR [END]
Novela JuvenilAlesha Vega Anatasya Pradipta gadis yang polos tentang masalah percintaan. Disaat teman-temannya yang lain selalu asyik dengan pacaran dirinya malah cuek yang dipikirkannya hanyalah nilai, rangking dan karier masa depan. Vega sebenarnya orang yang c...